Ahad 23 Apr 2023 06:10 WIB

Kala Bocah Pemulung Merapal Impian dari Pencakar Langit Jalan Sudirman

Banyak anak dari kaum marginal tersebut hanya memiliki pengetahuan terbatas.

Bocah pemulung, Rais, yang menyempatkan belajar meski berada di pinggir jalan menjadi viral di media sosial.
Foto:

Berjuang

Koordinator Kampung Pemulung Jurang Mangu Tangerang Selatan, Acang, mengapresiasi program yang merangkul anak-anak di wilayahnya untuk berani dan mewujudkan impian. Menurutnya, banyak anak-anak dari wilayahnya bisa dikatakan sama sekali tidak memiliki akses untuk bermain di wahana edukatif yang menampilkan aktivitas ragam profesi bagi anak-anak.

"Kami berbahagia sekali dengan kegiatan ini, sebab, kapan lagi anak-anak ini bisa bermain sampai ke sini," jelasnya.

Acang mengatakan, bahwa kegiatan tersebut memiliki dampak positif untuk ikut membantu membuka cakrawala anak-anak pemulung yang ada di wilayahnya.

Kampung Pemulung Jurang Mangu Pondok Aren memiliki 14 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 5 sampai 10 kepala keluarga. Selama ini, kata Acang, beberapa anak-anak di kampung tersebut masih bisa bersekolah meski tidak sedikit pula yang kurang beruntung sehingga terpaksa tak melanjutkan pendidikan dasar.

"Saya mengumpulkan anak-anak agar mereka mengikuti kegiatan belajar, mengaji, shalat, menggambar, serta melukis yang diadakan setiap pekan. Kami menyediakan mushala untuk kegiatan belajar anak-anak remaja hingga usia SMA, serta lokasi-lokasi lain dari para relawan untuk anak-anak yang lebih kecil," ungkap Acang yang sehari-hari memulung barang-barang bekas untuk dikumpulkan dan dijual kembali setiap dua pekan.

Para relawan yang dimaksud Acang adalah anak-anak muda dari berbagai elemen Pemerintah, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat yang terus berjuang membantu perbaikan kualitas pendidikan anak-anak di Kampung Pemulung sejak tahun 2008.

Meski sempat terhenti selama 3 tahun akibat pandemi Covid-19, kegiatan belajar-mengajar di Kampung Pemulung kini kembali menggeliat dengan jadwal rutin yang telah ditetapkan bersama.

"Dulu kegiatan belajar mengajar dari hari Selasa sampai Sabtu pada sore hari. Sedangkan hari Minggu kegiatan dimulai dari pukul 8 pagi sampai 12 siang. Karena ada corona, kegiatan terhenti. Sekarang sudah dimulai lagi selama sepekan sekali," terangnya.

Acang merasa bersyukur para relawan masih tetap hadir di wilayahnya dan mau merangkul tak hanya anak-anak tetapi juga orang tua untuk sama-sama berupaya mengentaskan kualitas hidup dan pendidikan ke arah yang lebih baik.

"Dulu mungkin pendekatan relawan hanya kepada anak-anak karena beberapa orang tua masih bersikap masa bodoh terhadap nasib anak-anaknya. Sekarang, sama sekali berbeda dan jauh lebih baik karena para relawan juga memberi bimbingan dan pendampingan kepada orang tua. Sehingga baik anak-anak maupun orang tua juga mendapatkan ilmu," paparnya.

Dukungan terhadap orang tua tersebut, lanjut Acang, turut mempengaruhi seberapa besar kemungkinan anak-anak dari Kampung Pemulung dapat menggapai impian mereka yang tinggi nan mulia.

"Mereka ada yang mau menjadi dokter, guru, polisi, ustaz, dan macam-macam. Kalau dari orang tuanya mendorong, tentu semua bisa tercapai. Alhamdulillah sekarang kakak-kakak relawan juga membantu perubahan ke arah lebih baik," katanya mengakhiri.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement