Selasa 02 May 2023 15:29 WIB

Selepas Lebaran, Pedagang di Indramayu Sebut Harga Beras Belum Normal

Harga beras yang belum normal diduga karena tingginya harga gabah.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Pedagang beras di Indramayu.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
(ILUSTRASI) Pedagang beras di Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Selepas Lebaran, harga beras di tingkat pedagang wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dikabarkan belum normal. Menurut seorang pedagang beras di Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, Uung, harga beras kualitas medium saat ini berkisar Rp 11.500-12 ribu per kilogram.

Sementara harga beras premium disebut berkisar Rp 12.500-13 ribu per kilogram. “Tadinya dikira harga beras akan turun setelah Lebaran, ternyata meleset. Sampai sekarang harga beras masih tinggi,” kata Uung, Selasa (2/5/2023).

Menurut Uung, belum normalnya harga beras ini diduga akibat tingginya harga gabah. Saat ini, harga gabah kering panen (GKP) disebut masih sekitar Rp 5.300-5.800 per kilogram, bergantung kualitas dan varietasnya.

“Mungkin karena panen sekarang tidak serentak, jadi harga gabahnya mahal. Kalau harga gabahnya mahal, ya harga beras akan menyesuaikan,” kata Uung.

Meski harga beras belum normal, Uung mengatakan, tingkat penjualan komoditas tersebut terbilang meningkat. Peningkatan penjualan ini diperkirakan karena maraknya hajatan yang digelar masyarakat.

Di Kabupaten Indramayu, terutama di wilayah perdesaan, beras biasanya menjadi salah satu bentuk hadiah yang diberikan oleh tamu undangan. Biasanya beras untuk hadiah itu kualitas medium atau yang dikenal dengan sebutan beras tumbuk, yang harganya sekitar Rp 9.000-9.200 per kilogram. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement