Rabu 03 May 2023 10:03 WIB

Kasus Covid-19 di Bandung Kembali Bertambah, Satgas: Tak Ada Varian Baru

Sebanyak 111 pasien Covid-19 dikabarkan menjalani perawatan di rumah sakit.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung Asep Saeful Gufron.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung Asep Saeful Gufron.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus Covid-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, dilaporkan mengalami penambahan pada periode 22 April-1 Mei 2023. Menurut Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung Asep Saeful Gufron, sejauh ini belum ditemukan kasus varian baru Covid-19 atau Arcturus.

Berdasarkan hasil pengecekan selepas Lebaran, pada periode 22 April-1 Mei 2023 dilaporkan ada penambahan 41 kasus Covid-19 di Kota Bandung. Kini terdata 338 kasus aktif Covid-19.

“Sampai hari ini belum ada (laporan varian baru). Jadi, dari 338 kasus yang ada, tidak ada yang terjangkit varian baru. Kebanyakan varian Omicron,” kata Asep kepada Republika, Selasa (2/5/2023).

Dari seluruh kasus aktif itu, Asep mengatakan, ada yang gejalanya ringan hingga berat. Ada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit. Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit wilayah Kota Bandung kini dilaporkan sekitar 25,6 persen atau terisi sebanyak 111 dari 443 tempat tidur yang tersedia.

“Jumlah terisi untuk gejala ringan adalah dua kasus, untuk sedang terisi di 90, lalu gejala berat terisi 19,” ujar Asep. 

Asep membenarkan adanya pasien kasus Covid-19 yang meninggal dunia pada April lalu. Menurut dia, dua pasien yang meninggal ini dipengaruhi juga faktor usia dan penyakit penyerta. Pasien dilaporkan meninggal dunia saat menjalani perawatan di RS Hasan Sadikin. 

“Pada 25-29 April ada penambahan meninggal dunia. Usia lansia (lanjut usia), punya komorbid. Mereka tidak memiliki riwayat ke luar kota,” kata Asep.

Menurut Asep, kasus kematian pasien Covid-19 baru bertambah lagi. Sebelumnya kasus Covid-19 diklaim terbilang landai dan relatif terkendali.

“Kita akan lakukan rapat koordinasi untuk menyikapi dan mengantisipasi jika terjadi kenaikan yang signifikan. Tapi, sejauh ini kenaikannya tidak lebih dari 20 kasus per hari dan masih fluktuasi, jadi tidak terus melonjak,” ujar Asep.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement