Sabtu 27 May 2023 13:17 WIB

PPP Pesimistis Terbentuknya Koalisi Besar

Hambatan utamanya adalah figur capres yang mau diusung karena ada tiga nama.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Juru bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Juru bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi mengatakan, sejak awal pihaknya pesimistis dengan terbentuknya koalisi besar. Apalagi, kerja sama politik tersebut diwacanakan untuk melebur Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

KKIR sendiri terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sedangkan KIB diisi tiga partai, yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan PPP.

"Hambatan utamanya adalah figur capres yang mau diusung, karena ada nama Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, dan Ganjar Pranowo. Tidak mungkin dalam koalisi ada tiga capres," ujar Baidowi lewat keterangannya, Sabtu (27/5/2023).

KIB sampai sejauh ini secara formal belum bubar. Kerja sama antara Partai Golkar, PAN, dan PPP itu disebutnya akan berlanjut apabila memiliki figur calon presiden (capres) yang sama.

"PPP sudah memutuskan mengusung Ganjar Pranowo. Sementara Golkar mengusung Airlangga Hartarto adapun PAN dalam rakernasnya sempat menyebut pasangan Ganjar Pranowo-Erick Thohir," ujar Baidowi.

Apabila Partai Golkar dan PAN sepakat mendukung Ganjar, tentu peluang besar KIB akan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). "Namun jika tidak ada kesepakatan figur capres, maka KIB tidak melanjutkan. Karena itulah wacana koalisi besar gabungan KKIR-KIB semakin sulit terwujud," ujar Baidowi.

Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, mengatakan, Koalisi Besar yang rencananya berisikan partai-partai pendukung pemerintah Presiden Joko Widodo sudah bubar dengan sendirinya. Menurut Najmuddin, sudah tidak ada lagi isu yang menggiring agar koalisi besar ini terwujud.

"Koalisi Indonesia Bersatu atau koalisi besar bubar dengan sendirinya. Isu ini redup sejak PPP bergabung dengan PDIP mengusung bakal capres Ganjar Pranowo," kata Najmuddin, Senin (22/5/2023).

Najmuddin memprediksi, akan ada tiga poros yang akan bertarung di Pilpres 2024 nanti. Yakni poros Anies atau Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat. Lalu poros Ganjar yang terdiri dari PDIP dan PPP. Ketiga adalah poros pendukung Prabowo Subianto yang terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sementara Partai Golkar, menurut Najmuddin, lebih condong untuk merapat ke poros Prabowo. Namun langkah Golkar untuk gabung koalisi ini masih menantikan kesepakatan politik dengan harapan menjadikan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto sebagai cawapres pendamping Prabowo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement