Selasa 27 Jun 2023 17:07 WIB

Polda Jabar Gelar Festival Nadhom Alfiyah di Tasikmalaya 

Masyarakat dapat kembali mengingat bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus Yulianto
Kapoda Jabar Irjen Pol Akhmad Wiyagus membuka kegiatan festival seni nadhom alfiyah Ibnu Malik di Gedung Dakwah Kota Tasikmalaya, Selasa (27/6/2023).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Kapoda Jabar Irjen Pol Akhmad Wiyagus membuka kegiatan festival seni nadhom alfiyah Ibnu Malik di Gedung Dakwah Kota Tasikmalaya, Selasa (27/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat (Jabar) menggelar Festival Seni Nadhom Alfiyah Ibnu Malik di Gedung Dakwah Kota Tasikmalaya, pada Selasa (28/6/2023). Festival itu diikuti oleh ratusan santri dari berbagai pesantren di Jabar.

Kepala Polda Jabar Irjen Pol Akhmad Wiyagus mengatakan, kegiatan seni nadhom alfiyah Ibnu Malik tidak seperti lomba pada umumnya. Pasalnya, di dalamnya terdapat pesan yang mulia dalam setiap baitnya

"Seni nadhom berisi 1002 bait, Alfiyah adalah adikarya maestro asal Andalusia Spanyol, Syekh Muhammad bin Abdullah bin Malik Alandalusy Rahimmahullah atau akrab disapa Ibnu Malik," kata Wiyagus saat memberikan sambutan, Selasa.

Melalui festival itu, dia berharap, masyarakat dapat kembali mengingat bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Karena itu, kehadiran muslim harus menjadi rahmat yang menyampaikan ajaran Islam yang mengajak, bukan mengejek. Merangkul, bukan memukul.

"Saya mengcuapkan selamat kepada para peserta yang turut mengikuti lomba. Jangan berorientasi pada target, tapi harus menghayati bait-bait Ibnu Malik," kata dia.

Perwakilan Majeli Ulama Indonesia (MUI) Jabar, KH Badruzzaman, mengatakan, festival nadhom alfiyah Ibnu Malik merupakan kegiatan yang luar biasa. Pasalnya, kegiatan itu dilaksanakan oleh Polda Jabar.

"Kalau diselenggarakan ponpes atau Kemenag, itu biasa. Tapi kalau oleh Polda, ini adalah kegiatan yang luar biasa. Acara ini sesuai dengan moto Jabar, juara lahir batin," ujar dia.

Menurut dia, MUI sangat mendukung kegiatan itu. Sebab, nadhom alfiyah berkaitan dengan subtansi agama. 

Menurut dia, santri yang hapal nadhom kemungkinan besar akan paham isi dari alfiyah Ibnu Malik. Karenani itu merupakan alat untuk bisa membaca kitab. 

"Sementara subtasi agama ada di dalam kitab, termasuk kitab kuning. Saya yakin itu akan memberi kontrubusi positif kepada kita. Saya yakin ini akan kenjadi aset untuk memajukan Jabar," ujar dia.

Dia berharap, kegiatan itu bukan yang pertama diselenggarakan Polda Jabar. Ke depan, diharapkan akan makin banyak kegiatan serupa agar bakat oara santri di Jabar dapat tergali dengan maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement