Selasa 18 Jul 2023 16:39 WIB

Pondok Sedekah Indonesia akan Muliakan 1.000 Guru Ngaji

Diharapkan peran guru ngaji ini semakin diapresiasi dan diakui nilainya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah guru mengaji antre untuk mengambil santunan zakat (Ilustrasi).
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Sejumlah guru mengaji antre untuk mengambil santunan zakat (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Lembaga yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan, Pondok Sedekah Indonesia menggelar "Program Muliakan Guru Ngaji" di Gedung Kemenag Kota Bekasi, Rabu (12/7/2023). Ke depannya, Pondok Sedekah Indonesia akan memuliakan 1.000 guru ngaji dengan memberikan bantuan. 

Direktur Pondok Sedekah Indonesia, Senggono berharap program ini terus dilakukan oleh Pondok Sedekah sehingga semakin banyak guru ngaji yang mendapatkan apresiasi.

“Apalagi ke depan ada 1.000 guru ngaji yang akan diapreasiasi Pondok Sedekah,” ujar Senggono dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (18/7/2023).

Senggono mengatakan, 1.000 guru ngaji tersebut nantinya akan disinergikan. Menurut dia, mereka diharapkan bisa mengajarkan anak-anak yang ingin belajar Aquran tetapi tidak ada guru ngaji. 

“Kami berharap peran guru ngaji semakin diapresiasi dan diakui nilainya. Masyarakat dan pemerintah diharapkan juga turut berperan aktif dalam mendukung dan memperkuat peran guru ngaji sebagai pilar pembentukan karakter Islami di Indonesia. Pondok Sedekah siap bersinergi dan berkoloborasi dengan berbagai pihak, sehingga kita dapat menciptakan generasi yang kuat dalam nilai-nilai agama, toleransi, dan kebaikan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” katanya. 

Senggono menjelaskan, program ini bertujuan untuk memberikan bantuan dan insentif kepada para guru ngaji yang telah berdedikasi dalam menyebarkan ajaran agama Islam di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di Kota Bekasi. 

“Penghargaan ini merupakan apreasisi untuk guru ngaji. Mudah-mudahan dengan program ini dapat meningkatkan motivasi dan semangat para guru ngaji untuk terus memberikan kontribusi positif dalam pendidikan agama di Indonesia,” jelasnya.

Salah satu guru ngaji yang diapresiasi dalam program ini adalah Ustaz Iman. Dengan cinta dan dedikasi, ia tidak hanya mengajar agama kepada anak-anak, tetapi juga harus berjuang dengan gigih untuk menghidupi keluarganya. 

Di dalam kegelapan, Ustaz Iman menemukan sinar terang. Meskipun ia seorang tuna netra, semangatnya tak pernah pudar. Ia melawan keterbatasan dengan cara yang luar biasa, berdagang keliling untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Kisah perjuangan Ustaz Iman tak berhenti di situ. Istrinya, yang sedang berjuang melawan diabetes dan mengalami kelumpuhan, membutuhkan perawatan yang intensif. Setiap hari, Ustaz Iman berjuang dengan segala kemampuannya untuk membawa istrinya ke rumah sakit dan memastikan bahwa dia mendapatkan perawatan yang dibutuhkannya.

Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Kota Bekasi, Shobirin mengapresiasi, kegiatan Pondok Sedekah Indonesia yang telah memberikan bantuan kepada guru ngaji di Kota Bekasi. "Mudah-mudahan bantuan ini menjadi supporting untuk terus mengabdi dengan tulus ikhlas sehingga bisa menyelamatkan anak-anak kita dari buta huruf Alquran dan menjadi benteng terjadinya degradasi moral,” katanya.

Senggono menambahkan, degradasi moral anak bangsa saat ini sangat memperhatikan, masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca Alquran, apalagi mau mengamalkan. Guru ngaji adalah orang yang dapat mengajarkan cara membaca Alquran yang benar, serta memberikan pemahaman yang baik tentang ayat-ayat Alquran. 

"Coba bayangkan kalau tidak ada peran guru ngaji pasti anak-anak bangsa ini hancur moral dan aqidahnya. Pergaulan bebas terpapar radikalisme, begitulah potret anak bangsa sungguh memperhatikan, solusi pendidikan agama,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement