Ahad 23 Jul 2023 17:40 WIB

Tabungan Siswa di Tasikmalaya Diduga Dibawa Kabur Mantan Kepala Sekolah

Ada ratusan juta rupiah tabungan siswa di Tasikmalaya yang belum bisa dicairkan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Sejumlah orang tua siswa melakukan aksi menuntut uang tabungan anak mereka di sekolah dikembalikan di GOR Pakemitan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023).
Foto: Dok Republika
Sejumlah orang tua siswa melakukan aksi menuntut uang tabungan anak mereka di sekolah dikembalikan di GOR Pakemitan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Ratusan orang tua siswa SDN 3 Pakemitan di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, melakukan aksi unjuk rasa pada Sabtu (22/7/2023). Para orang tua menuntut pengembalian uang tabungan anak-anak mereka di sekolah.

Salah satu orang tua siswa yang mengikuti aksi, Atik Hendrawati, menjelaskan, anaknya sudah menabung di sekolah setahun terakhir. Total tabungan anaknya itu disebut sekitar Rp 20 juta. “Harusnya 17 Juni itu semua cair. Namun, tidak kunjung cair,” kata dia.

Baca Juga

Atik mengatakan, dirinya dan para orang tua siswa lain sudah menunggu hingga proses kenaikan kelas siswa untuk pencairan tabungan itu. Karena tak kunjung bisa diambil, kata dia, orang tua siswa membuat kesepakatan hitam di atas putih bahwa uang tabungan itu harus dicairkan maksimal pada 20 Juli 2023.

Namun, uang tabungan siswa masih tidak bisa dicairkan oleh pihak sekolah. Para orang tua siswa akhirnya melakukan aksi untuk menuntut uang tabungan kembali. “Tabungan anak saya ada Rp 20 juta. Niatnya buat persiapan anak saya satu lagi kuliah,” kata Atik.

Mantan kepala sekolah

Menurut koordinator orang tua siswa SDN 3 Pakemitan, Dodi Kurniadi, tabungan siwa yang tidak bisa dicairkan itu diduga dibawa kabur oleh mantan kepala sekolah. Sebelum masa tugasnya habis, diduga kepala sekolah itu membawa uang tabungan yang disetorkan lewat bendara sekolah.

“Dia itu membawa semua tabungan dari kelas I hingga kelas VI dari bendahara dan tidak mengembalikan pada waktunya,” kata Dodi.

Menurut Dodi, sebelum melakukan aksi, para orang tua telah melakukan komunikasi untuk meminta uang tabungan siswa dikembalikan. Komunikasi itu tak hanya dilakukan satu kali, melainkan hingga tiga kali. 

Namun, Dodi mengatakan, yang bersangkutan disebut terus ingkar janji. Menurut dia, mantan kepala sekolah itu juga sulit dihubungi. Karenanya, para orang tua menggelar aksi untuk menuntut uang tabungan siswa dikembalikan. “Orang tua sudah habis kesabarannya. Mungkin nanti akan ditempuh jalur hukum,” kata Dodi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement