Selasa 15 Aug 2023 17:37 WIB

Usut Kasus Bayi Tertukar, Dinkes Bogor Libatkan KNKP

Dinkes Kabupaten Bogor akan menelaah penyebab bayi diduga tertukar di RS Sentosa.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Irfan Fitrat
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Mike Kaltarina saat diwawancara terkait kasus bayi yang diduga tertukar, Selasa (15/8/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Mike Kaltarina saat diwawancara terkait kasus bayi yang diduga tertukar, Selasa (15/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tengah mengusut kasus bayi yang diduga tertukar di Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kecamatan Kemang. Untuk itu, Dinkes Kabupaten Bogor melibatkan Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP).

Kepala Dinkes Kabupaten Bogor Mike Kaltarina menjelaskan, pihaknya sudah mendatangi RS Sentosa untuk melakukan klarifikasi terkait kasus bayi yang diduga tertukar. Dinkes disebut sudah mendapat gambaran awal kasusnya.

Baca Juga

“Selanjutnya, bersama dengan tim KNKP, kita akan melakukan penelaahan kembali kasus tersebut, penyebabnya apa, bagaimana bisa terjadi, atau kita sebut dengan Root Cause Analysis (RCA) atau pendekatan terstruktur,” kata Mike kepada Republika, Selasa (15/8/2023).

Menurut Mike, Dinkes dan tim KNKP kemungkinan akan mendatangi RS Sentosa pada Rabu (16/8/2023) untuk menggali keterangan lebih lanjut ihwal dugaan bayi Siti Mauliah (37 tahun) dan pasien D tertukar di rumah sakit.

Dengan pendekatan terstruktur, Mike mengatakan, diharapkan bisa ditentukan rekomendasi dalam upaya penyelesaian kasus itu.

“Kita akan mendapatkan dulu hasil investigasi, pemeriksaan, atau hasil analisis dari KNKP. Hasilnya seperti apa, baru kita akan merekomendasikan (langkah),” kata Mike. 

Sebelumnya, seorang ibu bernama Siti Mauliah melahirkan bayi laki-laki pada 18 Juli 2022 di RS Sentosa, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Pada 21 Juli 2022, ia pulang dari rumah sakit itu, namun merasa ada kejanggalan ketika melihat bayi yang digendongnya, mulai dari fisik hingga warna pakaiannya. 

“Saya tuh ngerasa pas mau pulang saja kejanggalan di hati, dari fisik bayi itu berbeda banget,” ujar Siti menceritakan pengalamannya dahulu, saat ditemui Republika di kediamannya, wilayah Desa Cibeuteung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jumat (11/8/2023).

Beberapa bulan berlalu dengan perasaan mengganjal, Siti melakukan tes DNA di rumah sakit yang sama pada Mei 2023. Hasil tes DNA menunjukkan bayi yang selama ini dirawatnya bukanlah anak kandungnya. “Hasilnya negatif, bukan anak saya,” ujar Siti.

Siti pun sempat membuat laporan ke Polres Bogor untuk meminta bantuan mencarikan anak kandungnya. “Saya sampai melapor ke polisi. Saya minta bantuannya segera ditolong, minta carikan anak saya. Saya minta tolong, sangat minta tolong ke semua yang mau menolong saya. Saya berharap banget biar anak saya kembali,” kata Siti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement