Sabtu 19 Aug 2023 13:28 WIB

Lukisan Basoeki Abdullah Dihadirkan dalam Tokoh Redmiller Blood

Lukisan berkisah tentang proses perjuangan manusia mencapai garis akhir atau belum.

Pameran seni karya seniman multidisiplin Peter Rhian Gunawan.
Foto:

Karakter Redmiller

Melalui karakter ciptaannya itu, Peter ingin menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental sekaligus mengingatkan mereka agar jangan mudah menyerah.

Selain lukisan "Soaring in the sky", Peter juga menghadirkan satu lukisan lain yang dia beri judul "Final Destiny" dan masih terinspirasi dari lukisan karya Basoeki Abdullah.

Lukisan ini berkisah tentang proses perjuangan manusia baik yang sudah mencapai garis akhir ataupun belum.

Dalam lukisan, karakter Redmiller tampak berada di atas kuda yang sedang terjatuh. Di sekitarnya, tampak bunga-bunga dengan ekspresi wajah tertawa.

"Sebenarnya dia dalam tahap race, perlombaan. Di sekitar banyak bunga sebagai simbol masyarakat yang kadang ketika kita terjatuh mereka kadang menertawakan," kata Peter. 

Melalui lukisan ini, dia ingin menyampaikan pesan agar orang-orang sebaiknya jangan menganggap serius gosip-gosip tentang dirinya di luar sana. "(Gosip-gosip itu) boleh jadi motivasi tetapi jangan jadi halangan untuk maju," tutur Peter.

Peter mengatakan, perlu waktu sekitar satu bulan untuk menyelesaikan kedua lukisannya. Dosen desain komunikasi visual di Universitas Kristen Maranatha itu telah berpartisipasi dalam sejumlah pameran di tingkat nasional dan berbagai negara seperti Hong Kong, Shang Hai, New York, Korea Selatan, Australia.

"Saya berharap Redmilller jadi movement, reminder bahwa masyarakat tidak men-defined siapa diri kalian tetapi kitalah yang memberi corak pada masyarakat tempat kita tinggal," demikian kata Peter ketika ditanya harapan melalui karakter ciptaannya.

Sementara itu, selain lukisan karya Peter, pameran "ArtMoments Jakarta" juga menyajikan karya seniman-seniman ternama lainnya termasuk seniman Jepang Miwa Komatsu (disajikan oleh Whitestone Gallery), Arkiv Vilmansa (disajikan oleh G3N Project x Museum of Toys), seniman kontemporer Indonesia yang dikenal secara internasional Eko Nugroho dan Heri Dono (disajikan oleh The Columns Gallery).

Kemudian, Handiwirman (disajikan oleh Gajah Gallery), seniman Indonesia muda Laksamana Ryo (disajikan oleh Gallery Afternoon), dan pelukis abstrak Indonesia Erizal (disajikan oleh GajahGallery).

 

Pameran yang menampilkan 25 galeri seni nasional dan internasional yang terkemuka itu terbuka untuk masyarakat umum pada 19 dan 20 Agustus 2023 dengan tiket masuk Rp 100 ribu untuk umum dan Rp 50 ribu untuk mahasiswa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement