Ahad 27 Aug 2023 17:39 WIB

Warga di Empat Kelurahan Wilayah Kota Tasikmalaya Kesulitan Air Bersih

Pemkot Tasikmalaya akan membahas status tanggap darurat bencana kekeringan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Penyaluran bantuan air bersih untuk warga di Kampung Cibangbay, Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023).
Foto: Republika/ Bayu Adji P
Penyaluran bantuan air bersih untuk warga di Kampung Cibangbay, Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Warga di sejumlah wilayah Kota Tasikmalaya dilaporkan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih atau terdampak kekeringan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, setidaknya ada empat kelurahan yang melaporkan warganya kesulitan mendapatkan air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan, hingga Ahad (27/8/2023), laporan kesulitan air bersih itu disampaikan, antara lain Kelurahan Singkup di Kecamatan Purbaratu dan Kelurahan Leuwiliang di Kecamatan Kawalu.

Baca Juga

Selain itu, dari Kelurahan Setiawargi di Kecamatan Tamansari dan Kelurahan Panyingkiran di Kecamatan Indihiang. “Jadi, sudah ada empat kelurahan yang kekeringan di Kota Tasikmalaya,” kata Ucu, saat dihubungi Republika, Ahad.

Kepada warga di empat kelurahan itu, BPBD bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tasikmalaya disebut sudah mendistribusikan air bersih lebih dari 20 ribu liter.

Salah seorang warga di Kampung Cibangbay, Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, Anas (41 tahun), mengaku sudah beberapa bulan terakhir sumur di rumahnya tak mengeluarkan air. Kondisi itu terjadi setelah tak lagi turun hujan. “Sudah kesulitan air bersih lama, sekitar tiga bulan terakhir,” kata dia kepada Republika, saat menerima bantuan air bersih dari PMI, Jumat (25/8/2023).

Berdasarkan data PMI Kota Tasikmalaya, ada 82 kepala keluarga (KK) atau 240 jiwa di Kampung Cibangbay yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus), warga Kampung Cibangbay mesti mengambil dari sumur yang masih mengeluarkan air. Sumut tersebut jaraknya sekitar satu kilometer dari permukiman.

Sementara untuk keperluan konsumsi, warga biasanya membeli air galon seharga Rp 5.000 untuk sekali isi ulang. Karenanya, bantuan air bersih diharapkan dapat terus disalurkan. “Kalau bisa setiap hari,” kata Anas.

Bukan hanya warga Kampung Cibangbay yang kesulitan air bersih. Berdasarkan data PMI Kota Tasikmalaya, ada tiga kampung lainnya Kelurahan Setiawargi yang mengalami kesulitan air bersih, yaitu Kampung Ciluncat, Kampung Cikakaban, dan Kampung Cikuda. 

Status tanggap darurat

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement