Rabu 06 Sep 2023 05:10 WIB

Demokrat: Megawati tak Pernah Jahat dengan SBY

PDIP membuka peluang untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat. 

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) duduk satu meja dalam sebuah rangkaian acara.
Foto: dok. istimewa
Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) duduk satu meja dalam sebuah rangkaian acara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat akan kembali membuka komunikasi untuk membahas peluang koalisi untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Salah satunya, dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres).

Peluang kerja sama tersebut juga semakin terbuka dengan adanya wacana pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Bahkan, ia menyebut kedua sosok tersebut memiliki hubungan yang baik.

"Saya rasa kita sangat senang apabila Ibu Megawati berkenan untuk menerima Pak SBY, Pak SBY siap, dan Ibu Megawati tidak pernah jahat dengan kami, tidak pernah jahat dengan Demokrat," ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/9/2023)

"Ibu Megawati tidak pernah jahat dengan Demokrat, tidak pernah jahat dengan Pak SBY, ya kan? Saya rasa kami pun, Pak SBY pun menghormati Ibu Mega," sambungnya.

Salah satu hubungan baik antara SBY dengan Megawati adalah saat Partai Demokrat mendukung almarhum Taufiq Kiemas menjadi Ketua MPR untuk periode 2009 sampai 2013. Namun perihal koalisi, akan dirapatkan dan diputuskan Majelis Tinggi Partai Demokrat terlebih dahulu.

Peluang kerja sama tersebut juga semakin besar, mengingat Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Pihaknya juga menutup terbentuknya poros baru pada Pilpres 2024.

"Poros baru mana, saya rasa nggak. Saya rasa paling mungkin itu adalah ke PDIP dengan Ibu Megawati, SBY sebagai episentrumnya," ujar Benny.

Kendati demikian, Partai Demokrat juga tak menutup komunikasi dengan Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal capres. Apalagi keduanya memiliki pengalaman kerja sama pada Pilpres 2019.

"Jadi sekarang ini 50 persen, 50 persen, Pak Prabowo dan Pak Ganjar ya kan, semua baik. Hubungan kami dengan Ibu Megawati juga baik, dengan Pak Prabowo juga baik," ujar anggota Komisi III DPR itu.

PDIP sendiri membuka peluang untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat. Ungkapnya, komunikasi kedua partai politik tersebut akan diintensifkan untuk membahas peluang tersebut.

Apalagi PDIP dan Partai Demokrat pernah bertemu yang ditunjukkan oleh Puan Maharani dengan AHY. Komunikasi ke depan tentu dalam rangka untuk menyatukan visi dan pandangan terhadap Indonesia ke depan.

"Saya kira komunikasi politik itu terus berlanjut sampai dengan sekarang dan mungkin dalam beberapa waktu ke depan komunikasi politik itu akan dibuka kembali dan mungkin saja diintensifkan," ujar Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah di Rumah Aspirasi, Jakarta.

"Sambil kedua belah pihak menemukan kesamaan persepsi dan frekuensi. Apakah mungkin dilanjutkan pada kerja sama politik pilpres atau tidak, itu tergantung hasil pembicaraan antara pimpinan Partai Demokrat dan pimpinan PDI Perjuangan," sambungnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement