Sabtu 09 Sep 2023 05:43 WIB

PPP: Wacana Poros Baru Makin Menipis

Terdapat mastermind dari ajakan untuk membentuk poros baru. 

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Juru bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Juru bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengatakan, bahwa poros atau koalisi baru memang sempat santer diwacanakan untuk terealisasi. Namun melihat kondisi politik saat ini, dia mengatakan, wacana tersebut semakin sulit terwujud.

"Isu poros baru sampai sejauh ini saya melihatnya makin menipis. Awalnya agak santer biasa ya, kemudian sekarang sudah mulai menipis," ujar Baidowi di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Wacana poros baru tersebut berhembus ketika Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan ajakan dari salah satu menteri untuk membentuk koalisi tersebut. Poros yang terdiri dari Partai Demokrat, PPP, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Namun hal tersebut sangat sulite terealisasi, karena PPP sudah berkomitmen dalam kerja sama pengusungan Ganjar Pranowo. Meskipun, Partai Demokrat dan PKS belum mengambil sikap terbarunya soal pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Jadi banyak problem terkait poros baru itu, jadi sampai sekarang poros baru menjadi bagian kecil dari dinamika politik yang ada di Indonesia. Termasuk di PPP, karena PPP masih konsisten dengan hasil rapimnas," ujar Baidowi.

Ia sendiri mengamini adanya komunikasi antara Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP, Sandiaga Salahuddin Uno dengan PKS. Namun, komunikasi tersebut dalam rangka pembentukan koalisi besar, bukan poros baru.

"Bukan poros baru, tapi komunikasi untuk masuk ke poros koalisi yang besar. Soal kemudian jadi bergabung atau tidak itu sekali lagi kembali ke mekanisme politik," ujar Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu.

Sebelumnya, SBY memberikan pengarahan sebelum rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat dalam menyikapi kesepakatan sepihak antara Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Salah satu yang diungkapkannya adalah ajakan kepadanya untuk membentuk poros baru.

Ajakan tersebut disampaikan oleh salah satu menteri dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menteri tersebut mengajak pembentukan poros baru yang terdiri dari Partai Demokrat, PKS, dan PPP.

"Koalisi Demokrat, PKS, dan PPP yang bersangkutan mengatakan, yang disampaikan itu inisiatif ini sudah sepengetahuan Pak Lurah. Kata-kata sang menteri, bukan kata-kata saya, kata-kata yang bersangkutan," ujar SBY dalam sambutannya di kediamannya, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jumat (1/9/2023).

Lanjutnya, terdapat dalang atau mastermind dari ajakan untuk membentuk poros baru antara partainya, PKS, dan PPP. SBY menjelaskan, hal tersebut ajakan nyata dari menteri tersebut dan bukan informasi yang mengada-ada.

"Kita tertarik, saya tertarik dengan informasi yang lain, katanya sekali lagi informasi, semua gerakan, manuver, proses politik yang seperti ini, penuh hingar-bingar yang berkaitan dengan koalisi dan pasangan capres-cawapres," ujar SBY.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement