Kamis 14 Sep 2023 08:27 WIB

Tiga Kabupaten di Jabar Berstatus Darurat Kekeringan

BPBD terus bersiaga menghadapi kekeringan yang telah melanda 16 kota/kabupaten.

Jajaran Polresta Cirebon menyalurkan bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan di Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon.
Foto: Dok Humas Polresta Cirebon
Jajaran Polresta Cirebon menyalurkan bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan di Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyebutkan, sebanyak tiga kabupaten berstatus siaga darurat kekeringan. BPBD pun masih terus bersiaga menghadapi kekeringan yang telah melanda 16 kota/kabupaten. 

"Sudah menetapkan status tanggap darurat kekeringan di tiga wilayah di Jabar, yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, serta Kabupaten Garut," kata Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi di Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu.

Meski baru beberapa yang ditetapkan darurat kekeringan, Hadi mengatakan hingga saat ini, BPBD masih terus bersiaga menghadapi kekeringan yang telah melanda 16 kota/kabupaten di Jawa Barat dengan total 109 kecamatan dan 268 desa terdampak kekeringan.

Dengan kondisi seperti ini, lanjut dia, BPBD telah memberikan suplai air bersih sebanyak 5.249.480 liter ke seluruh wilayah terdampak kekeringan di Jabar.

"Dengan mengupayakan suplai-suplai air ke masyarakat yang terdampak untuk kebutuhan air bersih, karena itu yang paling penting," ucap dia.

Selain itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan unsur pemerintah dengan ikut turut serta menyediakan peralatan teknis di lapangan, untuk bisa dikerahkan ke wilayah terdampak.

"Kita lakukan juga koordinasi dengan dinas-dinas untuk membantu sumber daya peralatan seperti mobil tangki agar bisa didorong ke wilayah-wilayah terdampak," katanya.

Dia menjelaskan, BPBD Jabar telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dampak dari kekeringan, antara lain membangun kolam retensi sebagai upaya untuk mengurangi dampak yang lebih luas.

"Tentu saja yang perlu selalu kita antisipasi adalah sisi mitigasinya. Nah artinya memang beberapa upaya memang sudah dilakukan seperti dengan membuat danau buatan," ucap Hadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement