Senin 25 Sep 2023 19:44 WIB

Pj Wali Kota Bandung akan Instruksikan Masyarakat Mengolah Sampah

Pemkot Bandung menyusun penanganan sampah jangka pendek hingga panjang.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono (kiri) berbincang dengan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin (ketiga kiri) saat meninjau TPS Taman Cibeunying, Kota Bandung, Kamis (21/9/2023).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono (kiri) berbincang dengan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin (ketiga kiri) saat meninjau TPS Taman Cibeunying, Kota Bandung, Kamis (21/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, akan terus mendorong pengolahan sampah sampai ke level masyarakat. Hal itu menyikapi kondisi darurat sampah imbas kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.

Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan, saat ini persoalan sampah masih menjadi prioritas Pemkot Bandung. “Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita akan mengeluarkan instruksi wali kota, yang diperuntukkan untuk semua level hingga masyarakat, untuk bersama berkontribusi dalam mengolah sampah, mulai dari hulu hingga hilir,” kata Bambang di Balai Kota Bandung, Senin (25/9/2023).

Baca Juga

Kota Bandung masuk dalam status darurat sampah setelah terjadinya kebakaran di TPA Sarimukti. Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) berencana memperpanjang masa darurat sampah di wilayah Bandung Raya hingga 25 Oktober 2023. Soal perpanjangan masa darurat ini sebelumnya diusulkan Pemkot Bandung.

“Kita sudah melakukan bermacam upaya bagaimana mengolah dan mengurangi sampah, bukan hanya di hilir seperti mencari TPA darurat, tapi juga di hulu,” kata Bambang.

Menurut Bambang, Pemkot Bandung juga tengah menggodok penyusunan rencana jangka pendek, menengah, dan panjang terkait penanganan masalah sampah. Ia mencontohkan soal Kawasan Bebas Sampah (KBS) yang saat ini sudah terbentuk di 237 RW. Selain itu, kata dia, disiapkan sekitar 2.000 lubang untuk pengolahan sampah menjadi kompos.

Bambang mengatakan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) juga terus didorong. Sebelumnya, ia menyampaikan, formulasi penanganan sampah mulai jangka pendek hingga panjang penting untuk disusun.

“Penanganan jangka pendek, menengah, dan panjang ini menjadi penting karena kita adalah wilayah perkotaan. Untuk daerah perkotaan, fenomena terkait sampah itu sangat spesifik. Karena, kalau kita tidak rencanakan penanganan jangka pendek hingga panjang, maka ini akan berpotensi berulang (kondisi darurat sampah),” kata Bambang.

Bambang pun mengharapkan masyarakat turut peduli terhadap permasalahan sampah ini, terlebih dalam kondisi darurat. “Masyarakat juga saya minta bisa lebih peduli karena kedaruratan ini harus dirasakan oleh semua elemen masyarakat Bandung. Jadi, saya khawatir ini tidak terasa oleh masyarakat bahwa ini sedang darurat,” kata Bambang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement