REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA — Produksi sampah rumah tangga di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menjadi sorotan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Menurut Kepala DLH Kabupaten Majalengka Nadisha Hanna, jika dirata-ratakan, setiap harinya seorang warga Kabupaten Majalengka menghasilkan sekitar 0,7 kilogram sampah.
Dengan demikian, produksi sampah di Kabupaten Majalengka diperkirakan bisa mencapai 100 ton per hari, yang didominasi sampah rumah tangga. “Tingginya produksi sampah itu membuat kami kewalahan,” ujar Nadisha, Selasa (17/10/2023).
Menurut Nadisha, volume sampah rumah tangga ini cenderung meningkat setiap tahunnya. Sementara di Kabupaten Majalengka saat ini hanya tersedia satu tempat pembuangan akhir (TPA), yang ada di Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten.
Karena itu, Nadisha mengatakan, DLH mengajak masyarakat untuk turut peduli terhadap persoalan sampah ini. Di antaranya dengan melakukan pemilahan sampah mulai dari rumah tangga. DLH Kabupaten Majalengka disebut rutin menyosialisasikan pemilahan sampah ini. “Jadi, tidak semuanya dibuang ke TPA,” ujar Nadisha.
Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana mengajak semua kalangan untuk berperan aktif membantu pemerintah daerah dalam menangani persoalan persampahan. “Penanganan sampah yang diproduksi masyarakat juga membutuhkan peran aktif dari seluruh stakeholder di Majalengka,” kata Tarsono.
Ihwal fasilitas pengangkutan sampah, Wakil Bupati Majalengka baru menyerahkan truk yang berasal dari Bantuan Khusus Keuangan Provinsi Jawa Barat, Senin (16/10/2023). Ada empat truk tambahan yang bisa digunakan DLH.
Sebelumnya DHL memiliki 11 truk pengangkut sampah yang melayani 26 kecamatan. Kondisi truk yang mengangkut sampah ke TPA ini dinilai sudah memprihatinkan. Karenanya, Nadisha bersyukur ada penambahan truk pengangkut sampah. “Kami bersyukur mendapatkan tambahan empat armada baru pengangkut sampah,” ujar Nadisha.