Sabtu 28 Oct 2023 07:19 WIB

Polemik tak Berujung, Oknum Warga Ancam Bongkar Total Pipa Air di Bogor

Ahli waris sudah berkirim surat ke wali kota dan Polresta Bogor, tapi tidak direspon.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Kondisi pipa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pada Selasa (24/10/2023), usai dipotong oleh seorang ahli waris pemilik lahan yang dilalui pipa tersebut. Pemotongan sudah dilakukan berkali-kali sejak awal Oktober 2023, karena ahli waris tak kunjung menerima kompensasi dari PDAM.
Foto: Republika/ Shabrina Zakaria
Kondisi pipa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pada Selasa (24/10/2023), usai dipotong oleh seorang ahli waris pemilik lahan yang dilalui pipa tersebut. Pemotongan sudah dilakukan berkali-kali sejak awal Oktober 2023, karena ahli waris tak kunjung menerima kompensasi dari PDAM.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Polemik pemotongan pipa air Perumda Tirta Pakuan di Jembatan Ledeng, Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor belum menemukan titik akhir. Tak puas memotong pipa hingga bocor, oknum warga yang merupakan ahli waris pemilik lahan, mengancam akan membongkar total pipa air di lahan miliknya.

Sang ahli waris, Ratnaningsih, mengaku, sebelum pemotongan pipa air pertama kalinya pada awal Oktober 2023, pihaknya telah bersurat ke Polresta Bogor Kota dan Wali Kota Bogor. Dengan tujuan ada pengawalan dari polisi, dan Wali Kota bisa meminta Perumda Tirta Pakuan mematikan keran utamanya.

Namun, kata dia, kedua pihak yang disuratinya tidak merespon sama sekali sehingga pemotongan pipa tidak dikawal. Ia pun menunggu respons dari Polresta Bogor dan Wali Kota Bogor. Namun, tidak ada respons dari keduanya.

“Makanya mohon kepada Kapolresta untuk melakukan pengamanan besok, mungkin akan saya potong total pipa air Perumda Tirta Pakuan," kata Ratna ketika ditemui Republika di Balai Kota Bogor, Jumat (27/10/2023). 

Dan kepada Pak Wali Kota, dirinya memohon untuk perintahkan Perumda Tirta Pakuan menutup keran air. Karena, pipa air yang dilalui, merupakan tanahnya di ring 1.

Pengacara Ratna, Selestinus A Ola, mengatakan, untuk rencana pembongkaran pipa besok, pihaknya tidak lagi bersurat ke Polresta Bogor Kota maupun Wali Kota Bogor. Sebab, pihaknya merasa sudah lelah karena tidak pernah direspon ketika bersurat sebelumnya.

“(Kalau nggak ada pengamanan) ya bongkar saja. Kalau terjadi suatu hal yang tidak diinginkan ya tugas Kapolres lah itu. Dia penanggungjawab Kamtibmas di wilayah Bogor ini,” kata dia.

Imbas dari pemotongan pipa pada awal Oktober lalu, Perumda Tirta Pakuan menyatakan ada lebih dari 1.000 pelanggan yang terdampak. Menurut Selestinus, hal itu hanyalah narasi yang dibuat oleh Perumda Tirta Pakuan dan Polresta Bogor Kota. 

“Itu narasi yang mereka bangun. Mereka mau berlindung di balik pelanggan Perumda Tirta Pakuan itu,” ucapnya.

Padahal, kata dia, Ratnaningsih telah siap melepaskan haknya untuk kepentingan umum. Antara lain ialah lahan seluas 50 meter persegi yang dilalui pipan air itu.

“Aturannya sudah jelas, kalau untuk kepentingan umum negara boleh ambil tanah masyarakat, tapi ganti rugi. Itu jelas aturannya. Ya silakan kalau mau diganti, tapi ganti rugi. Jadi jangan berlindung di balik pelanggan,” kata Selestinus. 

Kalau untuk kepentingan umum, dia meminta, Perumda Tirta Pakuan tidak mengabaikan hak kliennya. Sebab kliennya telah membayar pajak tanah setiap tahun, sedangkan Perumda Tirta Pakuan meraup keuntungan setiap bulan.

Bahkan, Selestinus mengatakan, kliennya tidak takut apabila terdampak dari aksi pembongkaran total pipa tersebut. “Tadi kan kalian dengar sendiri, jangankan kena air, dipenjara pun siap dia katanya,” ucapnya.

Sebelumnya, diberitakan seorang ahli waris bernama Ratnaningsih meminta kompensasi dari Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, karena lahan seluas 55 meter persegi miliknya dilewati oleh pipa PDAM. Tak kunjung menerima uang kompensasi tersebut, akhirnya keluarga ahli waris menggergaji pipa air yang berada di bawah Jembatan Ledeng, Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement