Rabu 20 Dec 2023 16:22 WIB

Viral, Ibu dan Bayinya Meninggal di RSUD MA Sentot Patrol, Ini Kronologinya

Ibu dan bayi tersebut meninggal dunia diduga malpraktik yang dilakukan pihak RSUD.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Bayi meninggal - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Bayi meninggal - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan seorang ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkannya meninggal dunia di RSUD Pantura MA Sentot, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Selasa (19/12/2023) sekitar pukul 22.00 WIB. Video siaran langsung berdurasi 21 menit 16 detik itu telah ditonton sebanyak 1,4 juta. Muncul dugaan ibu dan bayi tersebut meninggal dunia diduga malpraktik yang dilakukan pihak rumah sakit.

Ibu yang meninggal dunia saat melahirkan itu diketahui bernama Kartini (23 tahun), warga Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Ibu muda tersebut meninggal sekitar 15 menit setelah bayi pertama yang dilahirkannya itu meninggal terlebih dulu.

Tasrun (30), suami korban, mengatakan, peristiwa itu bermula saat istrinya merasakan mules seperti hendak melahirkan. Karena itu, dia membawa istrinya ke Puskesmas setempat, Selasa (20/12/2023).

‘’Awal mulanya kerasa mules, langsung dibawa ke Puskesmas. Karena baru pembukaan pertama, dibawa pulang lagi. Terus sekitar pukul 14.00 WIB, dibawa ke Puskesmas lagi. Karena masih pembukaan pertama, dibuat surat rujukan ke RSUD Sentot,’’ kata Tasrun, saat ditemui di Mapolres Indramayu, Rabu (20/12/2023).

Tasrun mengatakan, saat tiba di RSUD MA Sentot, istrinya tak mendapatkan pelayanan seperti yang mereka harapkan. ‘’Pas sampai di (RSUD) Sentot, gak dilayanin, cuma diliatin, sampai dua tiga jam, baru ditangani tapi sebentar cuma dilihat aja karena baru pembukaan pertama sampai pukul 20.00 WIB gak ditangani lagi sampai bukaan ketiga,’’ terang Tasrun.

Tasrun menyebutkan, istrinya baru ditangani sekitar pukul 21.00 WIB. ‘’Cuma yang bikin kecewa, penanganannya terlalu lambat,’’ keluh Tasrun.

Tasrun menilai, kematiaan istri dan anak pertamanya itu dikarenakan penanganan pihak rumah sakit yang terlalu lama. ‘’Katanya istri saya ada penyakitnya. Padahal istri saya gak ada penyakitnya,’’ cetus Tasrun.

Tasrun mengatakan, tindakan yang disesalkannya juga saat petugas medis menangani bayinya. Saat itu, kepala bayi sudah keluar setengahnya dan ditarik secara sekaligus. Petugas rumah sakit juga langsung memotong tali pusar bayi.

‘’Padahal saya lihat tangan bayi masih gerak. Cuma setelah tali pusar dipotong, bayi udah gak ada. Bayi saya meninggal duluan, selang 15-20 menit istri saya juga meninggal,’’ terang Tasrun.

Suti, saudara korban, menambahkan, melihat saat itu vagina korban bengkak dan korban dinilainya sudah tidak kuat menahan sakit. Karena itu, dia meminta kepada petugas medis yang menangani korban agar mengambil langkah operasi sesar.

‘’Saya bilang sesar saja. Tapi gak ditanggapi,’’ terang Suti.

Suti mengaku, tak sanggup melihat kondisi korban hingga memutuskan keluar dari ruangan. Karena itu, di dalam ruangan ada ibu dan suami korban yang menemani. Menurut keterangan suami korban, vagina korban digunting sangat dalam oleh bidan sehingga darah bercucuran dari kemaluan korban. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement