Rabu 13 Mar 2024 09:20 WIB

Waspada, Kasus Penyakit DBD di Garut Meningkat Capai 523 Kasus

Baru 2 bulan ini kasus DBD di Garut sudah 532 kasus

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Pasien anak penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Pasien anak penderita demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Garut mengalami peningkatan signifikan. Tercatat sejak Januari hingga pekan pertama Maret, total kasus penyakit DBD mencapai 532 kasus.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Garut Asep Surachman, tercatat 532 kasus penyakit DBD terjadi di wilayah Kabupaten Garut. Namun, belum ditemukan kasus kematian akibat penyakit ini.

Baca Juga

"Angka ini dibandingkan tahun 2023 mengalami peningkatan, tahun 2023 itu sebanyak 786 kasus, sementara sampai dengan baru 2 bulan ini atau Januari-Februari kita telah menemukan 532 kasus," ujar Asep, Rabu (13/3/2024).

Ia menyebut kasus DBD terjadi hampir di semua wilayah Kabupaten Garut terutama daerah perkotaan dan bagian utara seperti Limbangan dan Selaawi. Faktor hujan tinggi diduga menjadi pemicu utama peningkatan kasus ini dan menciptakan genangan air tempat berkembang nyamuk aedes aegypti. "Penyebaran DBD ini hampir merata ya," kata dia.

Asep mengatakan petugas di lapangan menemukan jentik nyamuk di rumah penderita DBD. Pihaknya mengingatkan nyamuk DBD dapat bersarang di tempat-tempat tak terduga, seperti tempat minum hewan peliharaan, dispenser, lemari es, dan vas bunga.

"Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mengurangi risiko penularan," katanya.

Dinkes Garut pun, menurut dia, telah menyiagakan seluruh fasilitas kesehatan untuk menangani kasus DBD. Serta mengingatkan masyarakat apabila mengalami keluhan atau gejala DBD seperti demam tinggi secara mendadak untuk diperiksa di puskesmas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement