Rabu 20 Mar 2024 00:15 WIB

Dua Kecamatan Ini Paling Rawan Bencana di Purwakarta

Dua kecamatan di Purwakarta paling rawan bencana

Warga memeriksa gubuk yang tertimbun longsor tebing setinggi 40 meter (ilustrasi).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga memeriksa gubuk yang tertimbun longsor tebing setinggi 40 meter (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta Jawa Barat menyebutkan ada dua kecamatan di wilayah Purwakarta yang paling rawan bencana saat curah hujan tinggi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Purwakarta Heryadi Erlan di Purwakarta, Selasa (19/3/2024), menyampaikan, dari 17 kecamatan yang ada, dua kecamatan di antaranya paling rawan bencana saat terjadi hujan deras.

Dia menjelaskan, dua kecamatan tersebut ialah Kecamatan Sukatani dan Kecamatan Tegalwaru.

Baca Juga

"Dua wilayah itu menjadi fokus perhatian kami, karena paling rawan bencana longsor dan pergerakan tanah," katanya.

Atas hal itu maka pihaknya terus menghimbau agar masyarakat yang tinggal di Sukatani dan Tegalwaru untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi bencana, khususnya saat terjadi hujan deras. Erlan menyebutkan, sejak awal Januari sampai pertengahan Maret 2024, telah terjadi 116 kali bencana alam di 15 kecamatan di Purwakarta.

Ke-15 kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Jatiluhur, Tegalwaru, Purwakarta, Pasawahan, Sukatani, Darangdan, Bojong, Kiarapedes, Babakan Cikao, Bungursari, Plered, Wanayasa, Cibatu, Campaka, dan Kecamatan Pondoksalam. Akibat bencana itu, tercatat 608 rumah masyarakat rusak. Bencana alam juga merusak dua gedung sarana pendidikan, satu tempat ibadah, dan sejumlah fasilitas umum. Menurut dia, kerusakan-kerusakan itu paling banyak disebabkan karena bencana tanah longsor.

Sekretaris Daerah Pemkab Purwakarta Norman Nugraha mengatakan, BPBD agar siaga penuh untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam menyusul tingginya curah hujan disertai angin kencang selama beberapa pekan terakhir. Hal itu disampaikan karena tingginya curah hujan yang disertai angin kencang berpotensi menimbulkan terjadinya bencana seperti angin puting beliung, longsor, pergerakan tanah, dan banjir.

"Pada triwulan pertama 2024, curah hujan masih sangat tinggi. Kita harus bersiaga penuh agar potensi bencana bisa kita antisipasi. Ini juga bagian dari instruksi Penjabat Bupati Purwakarta yang harus dijalankan," katanya.

Norman mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya berbagai bencana alam, selain bersiaga penuh, Pemkab Purwakarta juga terus berkoordinasi dengan TNI-Polri.

"Koordinasi dengan TNI-Polri terus kita lakukan untuk memastikan semua langkah antisipasi bencana bisa berlangsung cepat dan tepat," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement