Jumat 22 Mar 2024 08:16 WIB

5 Pesantren Tertua di Jabar, Ada yang Berdiri Sejak 1418 Masehi

Ada seorang ulama asal Baghdad yang tiba di Cirebon, yaitu Syekh Quro.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Arie Lukihardianti
Makam Syekh Quro
Foto: Youtube
Makam Syekh Quro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jawa Barat (Jabar) dikenal dengan masyarakatnya yang religius. Begitu banyak lembaga pendidikan Islam yang berdiri, tak terkecuali pondok pesantren. Ternyata, kehadiran pesantren di Jabar sudah ada berabad-abad sebelum Indonesia merdeka.

Bahkan sebagian di antaranya masih aktif hingga saat ini. Apa saja pesantren tertua di Jawa Barat?

Baca Juga

1. Pesantren Syekh Quro Karawang

Pesantren yang juga disebut Pondok Quro ini berada di Karawang Jawa Barat, dan berdiri sejak tahun 1418 M. Pendiri pesantren ini ialah Syekh Hasanudin atau Syekh Mursyahadatillah atau Syekh Qurotil Ain.

Syekh Hasanudin dahulu terkenal dengan nama Syekh Quro, khususnya di daerah pelabuhan Bunut Kertayasa (sekarang Karawang Kulon Karawang Barat).

2. Pesantren Pasambangan Cirebon

Pesantren ini didirikan tahun 1420 oleh Syekh Abdul Kahfi atau Syekh Nurjati. Pesantren Pasambangan adalah pesantren pertama di wilayah Cirebon. Pondok Pesantren Pasambangan dahulu terletak di area bukit Pesambangan, yang sekarang secara administrasi masuk wilayah Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

Dalam catatan Republika, seperti yang dituturkan Guru besar sosiologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof DR H Abdullah Ali, disebutkan bahwa sebelum Syekh Nurjati datang ke Cirebon untuk mengembangkan dakwah Islam, terlebih dulu sudah ada seorang ulama asal Baghdad yang tiba di Cirebon, yaitu Syekh Quro.

Konon, sebagaimana penuturan Prof Abdullah Ali, Syekh Quro adalah saudara sepupu dari istri Syekh Nurjati bernama Syarifah Halimah.

3. Pesantren Babakan Ciwaringin

Pesantren ini ada di Kecamatan Ciwaringin, Cirebon, dan sudah berdiri sejak 1705. Versi lain menyebut bahwa pesantren ini berdiri pada 1715. Pendiri pesantren adalah Syekh Hasanuddin bin Abdul Latif atau Ki Jatira, yang memiliki darah Mataram. Kegiatan pendidikan di Pesantren Babakan Ciwaringin masih aktif hingga kini.

Dikutip dari laman NU Cirebon, Babakan adalah pedukuhan kecil yang terletak di bagian barat daya Kabupaten Cirebon. Nama asli Ki Jatira adalah Syekh Hasanuddin bin Abdul Latif dari Kajen Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.

Syekh Hasanuddin atau Ki Jatira, adalah ulama yang selalu menyebarkan Islam di wilayah yang disinggahinya, termasuk saat di pedukuhan Babakan. Di Babakan inilah, didirikan mushola kecil yang menjadi tempat dirinya mengajarkan agama Islam.

Syekh Hasanuddin dijuluki Ki Jatira oleh para muridnya, karena saat membangun mushala, ia biasa beristirahat di bawah dua pohon jati. Kata "jati" bermakna pohon jati, sedangkan "ra" bermakna dua.

4. Pesantren Buntet Cirebon ...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement