Selasa 16 Apr 2024 10:53 WIB

Pendeta Gilbert Olok-Olok Zakat dan Sholat, JK: Saya Terkejut dan Kecewa

JK menyebut hidup di Indonesia harus saling menghargai satu sama lain.

Rep: Muhyiddin/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) bersama Pendeta Gilbert Lumoindong menyampaikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di kediaman JK, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (15/4/2024). Dalam kesempatan tersebut Pendeta Gilbert meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya umat Islam atas kegaduhan yang terjadi akibat ceramahnya yang menyinggung soal salat dan zakat dalam Islam. Pendeta Gilbert menyebut video ceramahnya yang viral di media sosial dan menimbulkan kegaduhan ini telah dipotong-potong dan tidak memuat penjelasan yang lengkap. Ia pun menegaskan tak bermaksud untuk mengolok-olok umat Muslim melalui ceramahnya tersebut.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) bersama Pendeta Gilbert Lumoindong menyampaikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di kediaman JK, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (15/4/2024). Dalam kesempatan tersebut Pendeta Gilbert meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya umat Islam atas kegaduhan yang terjadi akibat ceramahnya yang menyinggung soal salat dan zakat dalam Islam. Pendeta Gilbert menyebut video ceramahnya yang viral di media sosial dan menimbulkan kegaduhan ini telah dipotong-potong dan tidak memuat penjelasan yang lengkap. Ia pun menegaskan tak bermaksud untuk mengolok-olok umat Muslim melalui ceramahnya tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerukunan umat beragama di Indonesia kembali diuji setelah viralnya ceramah Pendeta Gilbert Lumoindong yang mengolok-olok zakat dan sholat. Untuk menjernihkan suasana, Pendeta Gilbert pun menemui Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) di kediamannya Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (15/4/2024).

JK mengaku terkejut dengan video ceramah Pendeta Gilbert yang viral di media sosial itu. Namun, setelah mendengar penjelasan Pendeta Gilbert, semuanya menjadi jelas.

"Saya sih terkejut, kecewa juga waktu melihat itu. Dan dijelaskan, karena bagi saya hidup di negeri yang tercinta ini kita saling menghargai satu sama lain," kata Kalla usai menerima kunjungan Pendeta Gilbert.

Sebelumnya, Pendeta Gilbert Lumoindong viral di media sosial, setelah ceramahnya menyindir zakat dan sholat. Dalam ceramahnya di internal gereja itu, Pendeta Gilbert membandingkan zakat umat Islam yang 2,5 persen, sementara Kristen 10 persen.

"Saya Islam diajari bersih sebelum sembahyang, cuci semuanya. Saya bilang, lu 2,5 (persen) gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, disucikan oleh darah Yesus," kata Pendeta Gilbert dalam ceramah tersebut.

Lalu ia mengakatan zakat 10 persen itu membuat umatnya tidak perlu repot bergerak dalam ibadah. Sementara, umat Islam harus sholat karena hanya zakat 2,5 persen.

Dalam pertemuan dengan JK, Pendeta Gilbert meminta maaf kepada seluruh umat Islam atas kegaduhan yang terjadi.  "Sekali lagi saya meminta maaf atas segala kegaduhan," ujar Pendeta Gilbert kepada wartawan, Senin (15/4/2024).

Pendeta Gilber mengaku tidak bermaksud mengolok-olok umat Islam melalui ceramahnya tersebut. "Beberapa catatan yang perlu saya garis bawahi. Yang pertama pasti tidak ada niat saya untuk mengolok-ngolok apalagi menghina, sama sekali tidak," ucap Pendeta Gilbert.

Kedua, menurut dia, video yang viral itu merupakan ibadah internal yang tidak berlaku untuk umum. Namun, karena jemaatnya ada yang mengikuti secara daring, maka ditayangkan di YouTube juga.

"Tetapi itu jelas ada tulisan ibadah Minggu. Jadi karena itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum," kata Pendeta Gilbert.

Ketiga, Pendeta Gilbert menyebut video ceramahnya yang viral di media sosial tersebut telah diedit dan dipotong, sehingga tidak memuat penjelasan yang lengkap. "Tetapi yang pasti bahwa penjelasan itu bukan penjelasan yang lengkap. Penjelasan yang lengkap sebetulnya itu sebagai otokritik umat Kristiani," jelas Pendeta Gilbert.

"Jadi nggak mungkin saya menebar sesuatu yang buruk karena justru ini seperti otokritik bagi kita, ayo kita berbuat lebih baik. Kita belajar dari saudara sepupu (umat Islam)," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement