Senin 03 Jun 2024 19:09 WIB

Sejumlah Nama Tokoh Perempuan Mulai Muncul di Bursa Cawalkot Bandung

Nama-nama perempuan yang muncul di masyarakat memiliki kualitas.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
  Pilwalkot Bandung (Ilustrasi)
Pilwalkot Bandung (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Sejumlah nama bakal calon Wali Kota Bandung perempuan pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Bandung November mendatang mulai bermunculan. Di antaranya, Siti Muntamah yang akrab disapa Ummi Oded istri almarhum Oded M Danial, Atalia Praratya termasuk muncul nama Nurul Arifin dan Yena Iskandar Masoem.

Ummi Oded telah diusulkan DPD PKS Kota Bandung ke DPP PKS sedangkan Atalia diusulkan DPD Golkar Kota Bandung ke DPP Golkar. Mereka tengah menanti hasil keputusan masing-masing partai.

Baca Juga

Pengamat politik sekaligus Director Centre for Political Analysis Strategic Indonesia Nana Rukmana menilai, saat ini apabila Kota Bandung dipimpin oleh perempuan maka bukan sebuah masalah. Sebab, nama-nama yang muncul di masyarakat memiliki kualitas. "Kita lihat Ummi Oded sering terjun ke masyarakat, Atalia kuat dengan Jabar Bergeraknya," ujar Nana, Senin (3/6/2024).

Selain itu, kata dia, anggota DPR RI Nurul Arifin politikus Golkar dan Yena Iskandar yang dikenal enterpreuneur sukses dan pegiat dunia kesehatan. Nana mengatakan kualitas para bakal calon tersebut tidak terlepas dari sejarah perempuan di tanah Sunda yang memiliki gagasan dan kualitas yang maju. Beberapa tokoh perempuan Sunda terkenal dengan gagasannya seperti Dewi Sartika di bidang pendidikan.

Koordinator Lingkar Studi Ilmu Politik (LSIP) Amir Sudrajat menilai nama Yena Iskandar muncul di Pilkada Bandung dapat menjadi figur alternatif dari nama-nama yang ada. Pengalaman dan bidangnya di dunia usaha menjadikan sarat dengan pengalaman.

Tidak hanya itu, Yena kini memiliki banyak sekolah dan lembaga pendidikan. Namun tentu, ia mengatakan menunggu keputusan dari yang bersangkutan terkait Pilkada Bandung.

Guru Besar Unpad Prof Muradi menilai proses kepemimpinan di Jawa Barat dan Kota Bandung dari perempuan masih butuh proses. Sebab saat ini belum ada pemimpin Kota Bandung dan Jabar yang berasal dari kalangan perempuan.

"Sangat memungkinkan adanya beberapa nama yang layak. Hanya penentuan nama-nama harus selesai di partai," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement