REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON----Film Vina : Sebelum 7 Hari telah menyedot jutaan penonton di Indonesia. Dibalik tingginya antusias masyarakat untuk menyaksikan film tersebut, ada ‘lampu hijau’ dari keluarga almarhumah Vina, yang mengizinkan kisah tragis itu diangkat ke layar lebar.
Namun, menurut kakak kandung Vina, Marliyana, setelah keluarganya memberikan izin pembuatan film, ada orang tak dikenal, yang mengaku sebagai intel, yang mendatangi rumah keluarganya. Saat itu, orang tak dikenal tersebut mempertanyakan keputusan keluarga Vina yang mengizinkan pembuatan film tersebut.
Marliyana pun menceritakan hal itu kepada media maupun kepada Hotman Paris, yang menjadi kuasa hukumnya, beberapa waktu yang lalu.
Sejak kasus Vina kembali viral dan pernyataannya soal didatangi intel, Marliyana pun mengaku pernah didatangi Propam Polri. Petugas Propam menanyakan kepadanya terkait kedatangan orang yang mengaku sebagai intel, saat pembuatan film tersebut.
‘’Kalau dari Propam, menanyakan saya waktu pernah didatangi intel, waktu proses syuting (film Vina: Sebelum 7 Hari),’’ ujar Marliyana, saat ditemui di rumahnya di Kota Cirebon, Rabu (5/6/2024).
Selain petugas Propam, Marliyana juga mengaku pernah didatangi petugas kepolisian dari Polda Jabar setelah kasus pembunuhan adiknya kembali viral. ‘’Kalau dari Polda, memberi tahu bahwa dia baru menerima berkas pelimpahan. Makanya sekarang lagi diproses lagi, katanya gitu,’’ kata Marliyana.
Marliyana berharap, kasus pembunuhan adiknya bisa segera terungkap secara tuntas. Dia pun meminta kepada petugas kepolisian untuk mencari seluruh pelaku yang belum tertangkap. ‘’Harapan saya kepada kepolisian untuk tetap mencari pelaku tiga DPO itu sampai ketemu. Karena keluarga mengharapkan yang benar-benar keadilan. Saya berharap jangan ada korban yang salah tangkap karena kasihan kan korban yang salah tangkap,’’ kata Marliyana.
Hari ini, Marliyana pun mendampingi ayahnya menjalani pemeriksaan di Mapolda Jabar sebagai saksi kasus tersebut. Dia juga mengaku ingin sekalian menanyakan kepada polisi mengenai hilangnya dua DPO.