Jumat 28 Jun 2024 23:30 WIB

Kurangi Limbah Sampah dengan Kemasan yang Ramah Lingkungan

3,2 juta ton sampah plastik tidak dikelola dengan baik.

kegiatan peduli lingkungan di Sungai Citarum pada 20 Juni 2024 lalu.
Foto: Dok Republika
kegiatan peduli lingkungan di Sungai Citarum pada 20 Juni 2024 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Berdasarkan program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) pada 2022, Indonesia tercatat sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia. Setiap tahun, ada 3,2 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik, bahkan 1,29 juta ton sampah tersebut berakhir di TPA dan perairan laut.

Salah satu sumber sampah tersebut adalah kemasan kosmetik bekas. Sementara itu, laporan dari Cosmetic Packaging Market – Growth, Trends and Forecasts (2020-2025), ada hampir 50 persen kemasan produk kosmetik terbuat dari plastik.

Baca Juga

Minderoo Foundation juga melaporkan, dari sekitar 120 miliar unit produksi kemasan kosmetik global, sebagian besar limbah yang dihasilkan tidak didaur ulang. Bermunculannya sampah kosmetik dan sampah skincare tidak cukup mudah untuk dikendalikan. Faktanya, beberapa produk skincare hanya digunakan dalam beberapa waktu saja kemudian menjadi sampah. Seperti contohnya, produk sheetmask yang penggunaanya hanya dipakai 15-20 menit saja lalu kemudian dibuang. Padahal, limbahnya dapat memakan waktu hingga ribuan tahun untuk dapat terurai.

Menyadari hal tersebut, Amorepacific melakukan aksi “Support the Local Heroes” bersama Waste4Change untuk mendukung pengelolaan sampah dan kebersihan di Bandung.

Amorepacific merupakan perusahaan kecantikan dari Korea Selatan yang dikenal, mengadakan kegiatan peduli lingkungan di Bandung, 20 Juni 2024 lalu. Kegiatan yang menggandeng organisasi Waste4change ini, sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan Indonesia.

Amorepacific mempunyai komitmen dan merasa bertanggung jawab atas dampak plastik terhadap lingkungan dan berpartisipasi dalam gerakan global untuk mengurangi konsumsi plastik. Amorepacific juga meningkatkan kemasan menjadi kemasan yang ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali,"  ujar Presiden Direktur Amorepacific Imdoneska, Kyuho Lee.

Sementara itu, Waste4Change merupakan wadah pengelolaan sampah terkemuka untuk perusahaan, individu, dan lembaga pemerintah di Indonesia. Misi perusahaan sejak didirikan pada 2014 adalah memecahkan masalah sampah yang mencegah kerusakan lingkungan dan mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah. Berkolaborasi dengan Amorepacific untuk membantu beberapa pengelola sampah di Bandung untuk mengedukasi dan juga membersihkan sampah.

"Amorepacific menjadi magnet yang memimpin pola pikir, bahwa merawat diri dan jadi rupawan dengan brand yang mempraktikkan tanggung jawab terhadap lingkungan dengan sirkular ekonomi sampah kemasan agar tidak berakhir ke landfill, adalah cara kita berkontribusi memuliakan bumi," ujar Hani Sumarno, Affiliates Managing Partner Waste4Change.

 

 

Kegiatan peduli lingkungan ini juga melibatkan seluruh pegawai Amorepacific Indonesia, di mana mereka terjun langsung mengumpulkan dan mengelola sampah di Sungai Citarum, Kabupaten Bandung. Selain itu, Amorepacific juga berdonasi sebesar Rp 115.000.000 untuk mendukung program Local Waste Management oleh Waste4Change - program edukasi membersihkan dan mengolah sampah untuk masyarakat Bandung yang dilakukan oleh Bening Saguling Foundation dan Bank Sampah Bersinar.  Pada kegiatan ini, tim Amorepacific Indonesia dan Waste4change berhasil membersihkan 129 kg sampah plastik.

“Kami melihat Waste4Change sejalan dengan komitmen Amorepacific, mereka mendukung brand untuk mengembangkan solusi pengelolaan sampah yang mencakup seluruh siklus hidup sampah di Indonesia, mengumpulkan dan mendaur ulang sampah dari perusahaan.” kata Kyuho Lee.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement