Jumat 12 Jul 2024 15:50 WIB

Warisan Ustadz Yazid Jawas untuk Umat: Mulia dengan Manhaj Salaf

Istilah Salaf adalah sifat khusus yang dimutlakkan kepada para sahabat Rasulullah.

Tangkapan Layar pada kanal youtube rodjatv saat Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas berceramah.
Foto: Tangkapan Layar
Tangkapan Layar pada kanal youtube rodjatv saat Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas berceramah.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas meninggal dunia, Kamis (11/7/2024). Ribuan orang takziah, menyolatkan, dan ikut menguburkan jenazah ustadz yang dikenal dalam dakwah Manhaj Salaf tersebut. Semasa hidup, Ustadz Yazid mewakafkan dirinya untuk berdakwah sesuai sunnah, hadist, dan Alquran. Beliau meninggalkan warisan untuk umat Islam berupa kitab atau buku berjudul "Mulia dengan Manhaj Salaf".

Lantas apa itu Manhaj Salaf?

Baca Juga

Dalam satu ceramahnya, Ustadz Yazid menjelaskan, pada hakikatnya Manhaj Salaf merupakan Islam itu sendiri. Jadi, mengikuti Manhaj Salaf bukanlah sesuatu yang baru, bukan aliran baru, bukan pemahaman baru, bukan golongan, dan bukan sekte; adalah Islam itu sendiri, Islam yang murni yang telah ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لقد تركتكم على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها بعدي إلا هالك

“Aku tinggalkan kalian agama Islam ini putih bersih, malamnya seperti siangnya, dan tidaklah orang meninggalkan ajaran yang putih bersih melainkan orang itu pasti binasa.”

BACA JUGA: Banyak Lakukan Ini, Wajah Kita akan Dikenal Rasulullah di Hari Kiamat

Rasulullah meninggalkan warisan agama Islam yang putih bersih, Alquran dan Sunnah. Tidak ada bercak-bercak syirik, bid’ah, dan perpecahan. Orang yang menyimpang dari jalan ini pasti sesat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة، كلها في النار إلا واحدة

“Umatku akan berpecah menjadi 73 golongan: 72 golongan masuk neraka, 1 golongan yang masuk surga.”

Ketika Rasulullah menyebutkan hanya satu yang masuk surga, maka Rasulullah ditanya siapakah golongan tersebut. Kemudian, Rasulullah menjawab, “Al-Jama’ah”. Disebutkan dalam riwayat yang lain, Nabi mengatakan tentang satu golongan yang selamat itu:

ما أنا عليه وأصحابي

“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti aku dan para sahabatku.”

Istilah Salaf adalah sifat khusus yang dimutlakkan kepada para sahabat Rasulullah. Karena itu, penyebutan kata Salaf yang dimaksud adalah para sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in dan orang-orang yang mengikuti para sahabat disebut Salafiyyin, yaitu orang-orang yang mengikuti Salafush shalih.

Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (التوبة: ١٠٠)

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS At-Taubah [9]: 100)

Dalam buku Mulia dengan Manhaj Salaf, Ustadz Yazid menjelaskan tentang dakwah tauhid. Dalam agama Islam tidak ada tempat untuk syirik, bidah, tahayul, dan khurafat. Bahkan, dalam buku tersebut Ustadz Yazid mengungkapkan kesesatan di Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, pimpinan Panji Gumilang.

Pada halaman 549 Bab 13 Sub Judul Firqah-Firqah Sesat dan Menyesatkan, pendukung sub judul nomor 20 Negara Islam Indonesia (NII), Ustadz Yazid Jawas menyebut NII adalah ahlul bid'ah yang sesat dan menyesatkan.

"Mereka telah pecah menjadi berfirqah-firqah salah satunya adalah pesantren Al Zaytun yang terletak di Indramayu di bawah pimpinan Abu Toto," tulis Ustadz Yazid bin Abdul Qodis Jawas.

 

 

Jenazah Ustadz Yazid disholatkan dan dimakamkan di Bogor...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement