REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memperkirakan gempa bumi yang terjadi di wilayah Kabupaten Kuningan terjadi akibat sesar Baribis segmen Gunung Ciremai. Seperti diketahui, gempa bumi menguncang Kuningan tiga kali.
Gempa bumi pertama menguncang Kuningan pada Kamis (25/7/2024) pagi selanjutnya disusul pada sore hari dengan magnitudo 4,1. Sedangkan gempa bumi terjadi kembali pada Jumat (26/7/2024) siang magnitudo 3,9.
Koordinator Data dan Informasi BMKG Bandung Virga Librian memperkirakan gempa bumi di Kuningan terjadi karena aktivitas sesar Baribis segmen Ciremai. Namun, kata dia, masih memerlukan kajian lebih mendalam.
"Paling terdekat dari Sesar Baribis segmen Ciremai tapi kalau pusgen dia ke arah timur perlu kajian lebih lanjut penyebab sesar apa," ujar Virga saat dihubungi, Jumat (26/7/2024).
Virga mengatakan, gempa bumi di Kuningan terjadi tiga kali dirasakan oleh masyarakat. Ia menyebutkan bahwa gempa bumi yang terjadi tiga kali merupakan gempa bumi dangkal karena di bawah 30 kilometer.
Menurutnya, gempa bumi dikategorikan berbahaya atau tidak tergantung pada magnitudo atau kekuatan gempa, kedalaman gempa dan jarak dari rumah. Selain itu tergantung kepada kondisi bangunan apakah tahan gempa atau tidak. "Warga tetap harus siaga waspada tetapi jangan panik termakan hoaks," kata Virga.
Ia mengatakan apabila masyarakat merasakan getaran gempa untuk segera berlindung melindungi organ vital terutama kepala dan berpegangan. Selain itu berlindung di bawah meja yang memiliki struktur kuat.
"Evakuasi tertib jangan mendorong, kumpul di titik kumpul. Jangan berada di bangunan berpotensi roboh tapi harus di lapangan terbuka titik kumpul. Jauh dari kaca," kata dia.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mengungkapkan gempa bumi magnitudo 4,1 yang terjadi di Kabupaten Kuningan, Kamis (25/7/2024) kemarin menyebabkan sembilan rumah mengalami rusak ringan. Selain itu, satu unit masjid rusak ringan dan beruntung tidak terdapat korban jiwa.