Sabtu 27 Jul 2024 19:14 WIB

Cerita Wakil Menteri Sudaryono Ternyata Anak Seorang Petani: Sering Curhat kepada Ayahnya

Sudaryono banyak berdiskusi dengan ayahnya soal problematika para petani.

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono
Foto: Dok Republika
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Baru pekan kemarin dilantik jadi Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono langsung tancap gas berkeliling mengamati potensi pertanian di daerah. Salah satunya, di Kabupaten Bandung, Sudaryono menghadiri acara Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan.

Sudaryono, turun ke ladang untuk melihat hasil panen berbagai varietas. Ia juga tak sungkan berbincang dengan masyarakat yang menampilkan beragam produk pertanian di area pameran. Ia merupakan anak semata wayang dari bapaknya yang bernama Yahyo dan ibunya, Suwarni, keluarga petani asal Grobogan.

Baca Juga

Sudaryono mengatakan, ia banyak berdiskusi dengan ayahnya soal problematika yang dihadapi para petani. "Menurut saya pernah (merasakan hidup sebagai petani) dan tahu itu penting. Saya merasa itu blessing, ya saya lahir dari keluarga seperti itu (petani). Oh, sering (berdiskusi), aku diteleponin terus. Ini kebetulan lagi di rumah. Jadi ya biasa dicurhati macam-macam ya," papar Sudaryono.

Dengan latar belakang sebagai anak petani, ia banyak belajar dari ayahnya tentang beragam tantangan yang dihadapi petani. Ia pun, memberikan edukasi pada petani tidak bisa hanya pemberian materi semata khususnya dalam penerapan inovasi teknologi dalam sistem pertanian.

"Kita ngerti susahnya, kita ngerti, paham bahwa pupuk itu harus ada, bibitnya harus benar, cara ngolahnya harus benar. Gak bisa kita main suruh, main perintah. Belum tentu jalan," katanya.

Sudaryono berkomitmen untuk membuat para petani punya masa depan. Beragam program dilakukan mulai dari penerapan inovasi pertanian hingga mengejar target Swasembada pangan dalam dua tahun sesuai dengan target dari Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Swasembada 1 tahun, 2 tahun maksimal. Kita mau swasembada pangan," katanya.

Sudaryono mengaku, hanya ingin fokus bekerja di tengah terpaan isu korupsi di Kementrian Pertanian. "Kita sih yang jelas, yang lalu sudah ada yang nangani. Kita tidak mau larut dalam kesedihan. Ada banyak jutaan orang bergantung sama keputusan kita. Jadi kita tidak mau larut sama yang kemarin sudah ditangani oleh pihak berwenang. Apapun kebutuhan pihak berwenang kita siap bantu dalam hal penuntasan kasus dan lain-lain," paparnya.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement