Rabu 31 Jul 2024 14:53 WIB

Tetangga Kaget, Mengira Korban Kerangka Manusia Sudah Pindah ke Sumedang: Rumahnya Sepi

Rumah korban digembok dan sepi, serta tidak terurus dan tidak terlihat ada aktivitas

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Ai Suryati salah seorang warga yang tinggal di dekat rumah ditemukannya dua kerangka manusia di Perumahan Tanimulya, RT 10 RW 15 Desa Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (31/7/2024).
Foto: M Fauzi Ridwan
Ai Suryati salah seorang warga yang tinggal di dekat rumah ditemukannya dua kerangka manusia di Perumahan Tanimulya, RT 10 RW 15 Desa Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (31/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Ai Suryati salah seorang tetangga dari dua orang korban yang ditemukan sudah menjadi kerangka manusia di sebuah rumah di RT 10 RW 15, Desa Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat mengaku kaget dengan adanya penemuan kerangka manusia. Identitas kedua korban diketahui bernama Ituh Indah Hayati (55 tahun) dan Elia Imanuel Putra (24 tahun).

Ai mengatakan, ia mendapatkan informasi jika yang bersangkutan pindah ke Sumedang untuk bekerja di panti jompo. Hal itu diperkuat dengan rumah korban yang digembok dan sepi. Serta tidak terurus dan tidak terlihat aktivitas karena kondisi lampu mati.

Baca Juga

"Saya biasa nyuruh orang untuk bersihin (rumput di depan rumah korban) karena suka dipakai buat tempat buang sampah," ujar Ai saat ditemui di rumahnya, Rabu (31/7/2024).

Ai bersama warga lainnya sempat berpikir jika korban sudah pindah ke Sumedang. Namun, saat mengetahui temuan kerangka manusia di rumah korban yang diduga Ituh dan Elia, ia bersama warga lainnya merasa kaget. "Kaget tahunya kosong udah pindah ke Sumedang nyangka kosong karena digembok terus sepi aja," kata dia.

Terakhir melihat korban, kata Ai, pada tahun 2019 sebelum pandemi Corona terjadi. Ia melihat korban tengah melintasi rumahnya berangkat kerja di katering yang masih berada di lingkungan perumahan.

Setelah pandemi Corona berlangsung, ia mendengar jika korban tidak lagi bekerja di katering dan banyak menghabiskan waktu di rumah. Komunikasi dengan korban pun semakin jarang bahkan tidak pernah sama sekali. "Makin ke sini makin pendiam dan tertutup," kata Ai.

Ai mengaku mengenal dengan korban Ituh saat yang bersangkutan tinggal di perumahan Tanimulya sejak tahun 1990-an. Ai sendiri tinggal di perumahan tersebut sejak tahun 1990-an. "Kalau kenal udah lama sebelum tahun 2000, awal-awal pindah ke sini suka ngobrol," katanya.

Saat anaknya Elia lahir tahun 2000, Ai mengatakan korban Ituh sering bercerita tentang kebanggaan memiliki anak laki-laki. Namun, seiring waktu sejak tahun 2007 yang bersangkutan mulai jarang berkomunikasi dengan tetangga lainnya termasuk dirinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement