Rabu 31 Jul 2024 18:51 WIB

Terungkap Ibu dan Anak yang Ditemukan Sudah Menjadi Kerangka, Sempat Kesulitan Keuangan

Korban Indah Hayati merupakan istri kedua dari suaminya Mudjoyo Tjandra

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Dua kerangka manusia di temukan di dalam rumah Perumahan Tani Mulya, RT 11 RW 15, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat
Foto: Foto M Fauzi Ridwan
Dua kerangka manusia di temukan di dalam rumah Perumahan Tani Mulya, RT 11 RW 15, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polisi mengungkapkan dua orang yang ditemukan telah menjadi kerangka manusia di sebuah rumah di Perumahan Tanimulya, Desa Tanimulya, Kabupaten Bandung Barat semasa hidupnya sempat mengalami kesulitan keuangan. Identitas mereka diketahui seorang ibu dan anaknya yaitu, Indah Hayati (55 tahun) dan Elia Imanuel Putra (24 tahun).

Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartono membenarkan bahwa kedua korban semasa hidupnya sempat mengalami kesulitan keuangan. Selain itu, mereka pun sempat dibantu oleh para tetangga di sekitarnya. "Iya (betul)," ujar Tri saat dikonfirmasi, Rabu (31/7/2024).

Baca Juga

BACA JUGA: Pemerintah Hapus Sunat Perempuan, Ini Bunyi Fatwa MUI Soal Pelarangan Khitan Perempuan

Informasi yang dihimpun, keduanya sempat mengalami kesulitan keuangan. Bahkan, mereka pun beberapa kali menerima bantuan dari warga setempat.

Diketahui jika korban Indah Hayati merupakan istri kedua dari suaminya Mudjoyo Tjandra. Namun mereka berpisah sejak tahun 2015 dan terakhir berkomunikasi tahun 2018. Sejumlah tulisan tangan yang diduga ditulis kedua korban berada di tembok rumah diduga berisi curahan hati mereka.

"Walaupun memang bukti petunjuk sudah ada, bukti pendukung sudah ada, kesimpulan pun bisa kita buat. Tapi tetap, kita harus bisa menjelaskan secara komperehensif dari A sampai Z bahwa permasalahan itu seperti ini," kata Tri.

Ai Suryati salah seorang tetangga korban  mengatakan pada tahun 2019 sebelum pandemi Corona terjadi sempat melihat korban. Ia melihat korban tengah melintasi rumahnya berangkat kerja di katering yang masih berada di lingkungan perumahan.

Setelah pandemi Corona berlangsung, ia mendengar jika korban tidak lagi bekerja di katering dan banyak menghabiskan waktu di rumah. Komunikasi dengan korban pun semakin jarang bahkan tidak pernah sama sekali. "Makin ke sini makin pendiam dan tertutup," kata Ai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement