Senin 26 Aug 2024 22:05 WIB

Pakar ITB Ungkap Ini Hasil Penelitian Kandungan BPA di Galon Air

Dari empat merek AMDK galon yang diuji tidak menunjukkan ada BPA yang membahayakan

Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB, Dr Akhmad Zainal Abidin (kiri)
Foto: Dok Republika
Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB, Dr Akhmad Zainal Abidin (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bisphonel-A atau BPA saat ini menjadi bahan kimia yang diperdebatkan karena disebut banyak ditemukan pada air minum dalam kemasan (AMDK) galon. Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

Hingga saat ini, aturan BPA dalam AMDK galon pun masih menjadi perdebatan apakah bisa membahayakan ketika dikonsumsi atau tidak. Menurut Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB, Dr Akhmad Zainal Abidin, pihaknya sudah melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan BPA dalam AMDK galon.

Baca Juga

BACA JUGA: Niat Sholat 5 Waktu untuk Makmum dan Imam 

Hasilnya, kata dia, dari empat merek AMDK galon yang diuji tidak menunjukkan adanya BPA yang bisa membahayakan. Ketika air minum tersebut mengandung BPA, kadarnya pun masih sangat aman, berada jauh dari ambang batas yang ditetapkan BPOM dan organisasi kesehatan dunia (WHO).

Penelitian ini dilakukan, kata dia, sebagai bagian dari upaya mengedukasi masyarakat mengenai kualitas dan keamanan air minum dalam kemasan galon berbahan polikarbonat yang berbasis pada serangkaian uji ilmiah yang ketat, terpercaya, dan independen. Provinsi Jawa Barat, dipilih menjadi lokasi uji dan pengambilan sampel penelitian karena wilayah ini memiliki jumlah sarana produksi industri AMDK terbanyak di Indonesia.

"Temuan ini menegaskan bahwa kemasan galon polikarbonat yang diuji aman untuk penyimpanan air minum," ujar Akhmad dalam konferensi pers di Bandung, Senin (26/8/2024). Adapun merek AMDK galon yang diteliti adalah Amidis, Aqua, Crystallin, dan Vit.

BPA, kata dia, pertama kali dibuat pada tahun 1891, telah digunakan secara luas terutama dalam pembuatan plastik polikarbonat. BPA tahan terhadap suhu dari 40 hingga 145 derajat celcius. Selain digunakan dalam produk kemasan pangan, BPA juga ditemukan dalam berbagai produk sehari-hari seperti tambal gigi, makanan dan minuman kaleng, serta kertas termal yang digunakan untuk struk belanja.

Halaman selanjutnya ➡️

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement