Selasa 10 Sep 2024 19:33 WIB

Penjualan Perumahan di Jabar Tahun Ini Diprediksi Tumbuh Lebih dari 12 Persen

Pertumbuhan ekonomi di Jabar selalu lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.

Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), Joko Suranto saat meresmikan acara diklat properti REI Jabar, Selasa (10/9/2024).
Foto: Dok Republika
Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), Joko Suranto saat meresmikan acara diklat properti REI Jabar, Selasa (10/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Real Estat Indonesia (REI) memperkirakan penjualan sektor perumahan pada tahun ini akan mencapai 12 persen, kendati kondisi ekonomi Jawa Barat (Jabar) menghadapi sejumlah tantangan besar. Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), Joko Suranto optimistis karena Provinsi Jabar memiliki banyak potensi.

"Kami berharap tahun ini pertumbuhan sektor perumahan setidaknya mencapai lebih dari 12 persen, lebih tinggi dari capaian 2023,” ujar Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), Joko Suranto usia meresmikan acara diklat properti REI Jabar, Selasa (10/9/2024).

Baca Juga

Joko mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Jabar selalu lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Hal ini juga tercermin dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang menunjukkan kinerja di atas nasional.

Menurut Joko, tumbuhnya ekonomi disebabkan oleh kontribusi sektor perumahan Jabar yang mencapai lebih dari 35 persen secara nasional. Menurutnya, pertumbuhan sektor perumahan di Jabar akan semakin pesat karena infrastruktur yang terus berkembang.

"Jabar memiliki populasi terbesar di Indonesia, sektor manufaktur yang kuat, serta tingkat urbanisasi yang tinggi. Faktor-faktor ini membuat akses masyarakat terhadap pembiayaan perumahan juga lebih mudah," katanya.

Bahkan, kata dia, tahun lalu pertumbuhan ekonomi Jabar mencapai 5 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Pihaknya memperkirakan, tren ini akan terus berlanjut. Ke depan, dengan adanya program pemerintah untuk membangun 3 juta rumah, pihaknya yakin ekonomi Jabar dan Indonesia akan lebih meningkat. Karena, properti merupakan sektor yang sangat berpengaruh karena melibatkan banyak industri, seperti kayu, kaca, mebel, cat, dan genteng.

“Ketika ada kebijakan yang positif terhadap sektor ini, industri-industri terkait juga ikut bergerak, yang pada akhirnya menciptakan lapangan kerja, mendistribusikan pendapatan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi baru," katanya.

Joko menilai, program pembangunan 3 juta rumah yang akan dimulai tahun depan, akan semakin memperkuat kontribusi sektor properti terhadap perekonomian. "Melalui properti, kita tidak hanya berbicara soal indikator pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bagaimana sektor ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan produksi industri terkait," papar Joko.

Terkait kegiatan diklat properti, kata dia, tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pengusaha di sektor properti. Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah mendorong peningkatan jumlah entrepreneur di Indonesia.

"Kita membutuhkan setidaknya 2 persen entrepreneur untuk dapat bersaing dengan negara maju, sedangkan saat ini angkanya masih sangat kecil," kata Joko.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement