Jumat 20 Sep 2024 13:13 WIB

Krisis Air Bersih di Cirebon Meluas

BPBD Cirebon sudah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 76 ribu liter

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Bantuan air bersih
Foto: Dok BWa
Bantuan air bersih

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON-- Krisis air bersih di Kabupaten Cirebon pada musim kemarau tahun ini, semakin meluas. Bantuan air bersih pun terus disalurkan  untuk warga yang terdampak kondisi tersebut.

Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda menjelaskan, kondisi tersebut terlihat dari semakin bertambahnya jumlah desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih.

Baca Juga

Sebelumnya, baru enam desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih. Namun kini sudah bertambah menjadi sepuluh desa. Adapun desa-desa itu adalah Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Desa Winduhaji dan Desa Sedong Kidul, Kecamatan Sedong, Desa Dawuan, Kecamatan Tengahtani, Desa Banjarwangunan, Pamengkang, Setupatok dan Desa Luwung, Kecamatan Mundu, Desa Cupang, Kecamatan Gempol serta Desa Astana, Kecamatan Gunungjati. 

‘’BPBD Kabupaten Cirebon sudah mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 76 ribu liter,’’ kata Juwanda, Jumat (20/9/2024).

Juwanda mengungkapkan, bantuan air bersih akan terus dikirimkan hingga akhir September mendatang. Namun, jika masyarakat masih membutuhkannya, penyaluran bantuan air bersih itu akan dilanjutkan sampai Oktober. ‘’Ini masih dinamis,’’ katanya.

Juwanda menjelaskan, sebelum mengirimkan bantuan air, BPBD akan menurunkan korlap untuk melakukan asesmen terlebih dahulu. Tujuannya agar bantuan air bisa tepat sasaran. ‘’Kita fokuskan pendistribusian bantuan air bersih di titik yang memang benar-benar kekeringan. Sebab di satu desa itu tidak semua blok kekurangan air,’’ katanya.

Juwanda mengatakan, dari hasil asesmen yang selama ini dilakukan, diketahui bahwa dampak kemarau tahun ini tidak separah seperti kemarau tahun sebelumnya. Dia mengatakan, di dalam satu desa, kekeringan tidak terjadi secara merata. 

Juwanda menerangkan, berdasarkan prediksi dari BMKG, musim hujan akan mulai terjadi pada Oktober. Untuk itu, BPBD Kabupaten Cirebon pun akan menyiapkan regulasi terkait kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi seperti banjir, rob, puting beliung, tanah longsor dan lainnya. ‘’SK Bupati kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi kita siapkan mulai 1 November,’’ katanya

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement