REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA--Sesosok perempuan yang diduga makhluk gaib ikut mendaftar sebagai pengawas tempat pemungutan suara (TPS) dalam Pilkada Serentak 2024 Kabupaten Majalengka, hingga kini masih menjadi perbincangan menarik di tengah masyarakat Kabupaten Majalengka.
Staf Panwascam Sukahaji Kabupaten Majalengka, Apendi memastikan, peristiwa itu benar-benar terjadi dan bukan cerita fiktif. Dia mengaku menerima langsung kehadiran sosok perempuan misterius tersebut.
Apendi menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada malam Jumat, setelah adzan Magrib berkumandang. Saat itu, dia tugas piket sendirian di kantor Panwaslu Sukahaji. Tiba-tiba, datang seorang perempuan berkerudung dan baju putih dan bawahan berwarna gelap.
‘’Dia memberi salam dengan sopan, bilang punteun (permisi) sebanyak tiga kali,’’ kata Apendi, beberapa hari yang lalu.
Apendi pun menerima kedatangan perempuan itu dan menanyakan maksud kedatangannya. Ternyata, kedatangannya itu untuk mendaftar sebagai pengawas TPS. ‘’Saya mempersilakannya duduk dan memintanya untuk mengisi formulir pendaftaran,’’ kata Apendi.
Perempuan muda yang berusia sekitar 25 tahun dan berparas cantik itu kemudian mengisi formulir dengan lengkap, menulis nama dan alamat rumah, termasuk RT dan bloknya.
Menurut Apendi, perempuan itupun sempat bertanya mengenai jumlah pendaftar TPS untuk Desa Jayi, Kecamatan Sukahaji, dan menanyakan seputar mekanisme pengawas TPS. ‘’Pak, sudah ada berapa peserta yang daftar menjadi pengawas TPS untuk Desa Jayi?,’’ ujar Apendi, menirukan pertanyaan perempuan tersebut.
Apendi pun menjawab pertanyaan tersebut. Dia juga memotret perempuan itu yang sedang mengisi formulir sebagai dokumentasi. Apendi lantas mengirimkan foto itu ke grup WhatsApp Panwaslu. Dalam foto tersebut, ia memberikan keterangan yang ditujukan kepada Euis (pengawas Desa Jayi).
‘’Bu Euis ini pendaftar dari Desa Jayi a.n. Nida,’’ tulis Apendi dalam keterangan foto yang dikirimkannya ke grup WhatsApp.
Setelah foto terkirim, pengawas Desa Jayi, Euis Siti Masitoh, kemudian memberikan komentar di grup WA. ‘’Bu Euis mengatakan, di foto itu tidak ada orangnya, hanya pulpen yang terlihat berdiri di atas kertas,’’ kata Apendi.
Namun, Apendi tidak langsung membaca pesan balasan dari Euis sehingga tidak menyadari keganjilan tersebut. Hingga akhirnya Euis menelponnya untuk memastikan foto itu. Saat Apendi menerima telepon dari Euis, perempuan misterius itu tiba-tiba langsung pergi meninggalkan ruangan tanpa permisi.
Apendi akhirnya menyadari keganjilan itu setelah melihat kembali foto yang diambilnya, yang ternyata memang hanya tampak pulpen yang berdiri. Padahal, perempuan itu semula benar-benar ada di hadapannya. Apendi mengaku langsung merinding dan menghapus foto itu dari ponselnya. Dia juga sempat meminta Euis agar merahasiakan kejadian mistis tersebut.
Namun, Euis yang merasa penasaran, kemudian mencoba menelusuri identitas perempuan misterius itu. Dia kemudian mendapati informasi bahwa perempuan itu memang benar ada, namun sudah meninggal dunia 20 tahun yang lalu.
Dihubungi terpisah, Pengawas Desa Jayi, Euis Siti Masitoh, menyatakan, peristiwa itu menjadi pengalaman yang tak akan dilupakannya. Dia pun mencoba mengambil hikmah dan sisi positif dari kejadian tersebut. ‘’Mahluk gaib pun ingin ikut campur dalam urusan Pilkada, mungkin ia ingin menyukseskan Pilkada,’’ katanya.