REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Demi menyelamatkan warganya dari praktik rentenir yang dilakukan bank emok atau bank keliling, Calon Bupati Bandung nomor urut 2 Dadang Supriatna sampai rela dimusuhi oleh kelompok bank emok karena kevokalannya untuk menjauhi bank emok. Hal itu ia tuturkan saat silaturahim bersama Forum Guru Madrasah Swasta, di GOR Adi Futsal, Jl Rancawangi, Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, Senin (28/10/24).
Cabup Dadang Supriatna yang akrab disapa Kang DS ini menuturkan, karena seringnya menyerukan warga untuk menjauhi bank emok di setiap forum, hal itu membuat para praktisi bank emok jadi gerah. Bahkan saking kegerahannya, Kang DS sendiri kerap didatangi orang suruhan dari bank emok dan menawarkan sesuatu kepadanya, agar ia tidak lagi menyerukan warga untuk menjauhi bank emok.
“Punten yeuh, ini pengalaman pribadi. Banyak yang membujuk saya, orang suruhan bank emok. Bahkan menawarkan perlu uang berapa miliar. Saya bilang, saya tidak butuh uang. Hidup saya sudah cukup dengan makan tiga kali sehari,” ungkapnya.
Jika ia menerima uang dari suruhan bank emok tersebut, kata Kang DS, berarti dirinya turut melegalkan bank emok. Kang DS tidak mau warga Kabupaten Bandung celaka dengan terjebak dan terlilit utang dari bank emok.
“Biarin saya dibenci bank emok juga. Tidak ada masalah buat saya. Daripada masyarakat Kabupaten Bandung yang rusak gara-gara bank emok,” tandasnya.
Maka dari itu program pinjaman dana bergulir tanpa jaminan tanpa bunga dengan total anggaran Rp 70 miliar dari APBD dan akan ditingkatkan tahun 2025 sampai Rp 100 miliar.
“Agar masyarakat Kabupaten Bandung sejahtera dan tidak perlu pinjam uang ke bank emok,” tegasnya lagi.
Sebelumnya diberitakan, Cabup Dadang Supriatna menyerukan kepada masyarakat untuk mengusir bank emok atau bank keliling yang datang ke lingkungannya. Sebab menurut cabup petahana ini, di balik pemberian pinjaman utang dari bank emok kepada warga, justru bank emok yang mempraktikan rentenir ini membuat warga jadi terlilit utang karena beban bunganya yang sangat tinggi.
“Kalau masih datang bank emok ke lingkungan Bapak/Ibu, usir saja. Harus ada keberanian warga untuk mengusir bank emok,” seru Kang DS saat Pemantapan Koordinator TPS se-Kecamatan Ibun, di Gedung Pabrik H. Rahmat, Jl. Babakan Salam, Desa Lampegan, Kecamatan Ibun, Senin (21/10/2024).
Praktik rentenir dari bank emok ini juga menimbulkan dampak yang luar biasa. Di antaranya menjadi musabab angka perceraian yang cukup tinggi di kabupaten Bandung yang mencapai 10.000 pasangan suami istri.
“Setelah diteliti, 70 persen penyebabnya karena bank emok dan pinjol, selain penyebab masalah ekonomi lainnya,” ujarnya.
Karena itu Kang DS berharap warga semuanya sehat pikiran, sehat jasmani, sehat rohani. Sebab kalau punya utang ke bank emok pasti jadi pikiran warga juga.
Ia mengaku sejak dirinya masih menjadi anggota DPRD Kabupaten Bandung dan DPRD Jawa Barat hingga kini, persoalan masyarakat yang terjebak dan terlilit bank emok terus memakan banyak korban. Bahkan ketika dirinya menjadi Bupati Bandung, banyak aspirasi warga yang meminta agar Kang DS memberantas bank emok.
“Makanya saat saya jadi Bupati Bandung, kita buatkan program pinjaman modal dana bergulir tanpa jaminan tanpa bunga. Pemkab Bandung menyimpan dana Rp 100 miliar untuk dana bergulir ini di BPR Kerta Raharja dan Bank Bjb. Tahun ini Rp 70 miliar, tahun depan ditambah lagi Rp 30 miliar sehingga total menjadi Rp 100 miliar,” ungkap Kang DS.
Ia menyebut sampai saat ini sudah tersalurkan sekitar 32.000 nasabah di Kabupaten Bandung yang mengakses program ini.