REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengingatkan agar guru dan tenaga pendidik di Jabar mengedepankan rasa kasih sayang dalam proses belajar mengajar. Sehingga, anak didik akan merasa senang dan rindu ingin bertemu dengan gurunya.
"Kita tidak boleh main-main, dan jangan setengah-setengah terkait dengan pembangunan pendidikan karena alatnya adalah pendidikan baik formal, informal maupun non formal," ujar Herman saat membuka Apresiasi Jambore Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Hebat Provinsi Jawa Barat di Trans Studio, Kota Bandung, Senin (4/11/2024).
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional di Jawa Barat dan juga sebagai bentuk penghargaan bagi guru dan tenaga pendidikan di Jabar. Selain itu, ada juga penghargaan bagi komunitas pengajar inspiratif dalam meningkatkan kompetensi guru dan tenaga pendidikan.
Tema Jambore GTK Hebat itu sejalan dengan visi pemerintah baru Kabinet Merah Putih, yakni "GTK Hebat, Indonesia Kuat".
Herman mengatakan, selain pendidikan formal, anak didik juga perlu diberi pendidikan lainnya seperti pendidikan informal dan nonformal. Pendidikan informal merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mendiri.
Sedangkan pendidikan nonformal merupakan kegiatan yang dilakukan diluar pendidikan formal dalam upaya menambah dan melengkapi pendidikan formal. "Maka (pendidikan) formal, informal, nonformal harus bahu-membahu untuk menyediakan agar anak didik kita kuat sehingga akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang kuat," kata Herman.
Menurut Herman, faktanya saat ini di Jabar masih terjebak dalam pendidikan formal, tetapi pendidikan lainnya cenderung dikesampingkan. "Faktanya hari ini kita terjebak oleh pendidikan formal saja, padahal tidak ada guru hebat tanpa orang tua, juga masyarakat yang hebat," kata Herman.