Kamis 14 Nov 2024 21:32 WIB

Warga Korban Penggusuran Memilih Mulai Tempati Rumah Deret Tamansari

Pembangunan rumah deret Tamansari berlangsung sejak tahun 2020

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Sebagian warga korban penggusuran tempat tinggal di Tamansari, Kota Bandung mulai menempati rumah deret Tamansari yang memasuki tahap akhir pembangunan sejak bulan Oktober lalu.
Foto: M Fauzi Ridwan.
Sebagian warga korban penggusuran tempat tinggal di Tamansari, Kota Bandung mulai menempati rumah deret Tamansari yang memasuki tahap akhir pembangunan sejak bulan Oktober lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sebagian warga korban penggusuran tempat tinggal di Tamansari, Kota Bandung mulai menempati rumah deret Tamansari yang memasuki tahap akhir pembangunan sejak bulan Oktober lalu. Mereka ingin segera menempati bangunan tersebut agar lebih mudah beraktivitas.

Seperti diketahui, pembangunan rumah deret Tamansari berlangsung sejak tahun 2020 dan ditargetkan dapat segera terisi. Namun, hingga akhir 2024 pembangunan masih berjalan dan baru sebagian kecil warga pindah.

Baca Juga

Pantauan, sebagian besar pekerja bangunan masih beraktivitias di rumah deret Tamansari mulai dari menembok, membetulkan kabel-kabel listrik hingga mengecat dinding rumah deret. Aktivitas truk pun masih lalu lalang di lokasi rumah deret.

Suara bising dari mesin terdengar nyaring di kawasan rumah deret. Selain itu, dinding tembok rumah deret mayoritas belum dicat. Terlihat beberapa warga sudah menempati rumah deret tersebut salah satunya Taufan (35 tahun) dengan fasilitas yang seadanya.

Di rumah deretnya, Taufan mengaku baru mengisi rumah dengan karpet dan peralatan dapur. Sedangkan barang-barang berat lainnya seperti televisi dan lainnya masih belum dibawa dari rumah kontrakan di Jalan Ciumbeuleuit.

"Bulan Oktober warga bertahap masuk ke rumah deret, belum semuanya. Warga mulai bersih-bersih ngecat, nyimpen barang tapi ada yang belum tinggal di sini," ujar Taufan ditemui di rumah deret Tamansari, Kamis (14/11/2024).

Pria yang berprofesi sebagai petugas keamanan di rumah deret ini mengaku sempat mengontrak setelah kediamannya dirobohkan tahun 2019 lalu. Ia pun mendapatkan uang kontrakan Rp 26 juta per tahun sambil menunggu rumah deret Tamansari selesai dibangun.

Setelah pembangunan rumah deret memasuki tahap akhir, ia pun bersama warga lainnya memilih ingin segera menempati rumah deret. Apalagi anaknya bersekolah di dekat rumah deret yang lebih terjangkau dibandingkan dari Ciumbeuleuit. "Kebetulan warga pengen buru-buru pindah ke sini, warga antusias," kata Taufan.

Ia pun tidak mempermasalahkan dengan kondisi rumah deret yang belum 100 persen selesai dibangun. Termasuk ia tidak mempermasalahkan masih adanya pembangunan dan para pekerja di lingkungan rumah deret.

Di rumah deret yang ditempatinya, ia mengaku terdapat fasilitas satu kamar, satu toilet, dapur dan ruang tamu. Fasilitas listrik dan air sumur bon ia mengaku cukup memadai.

Selama lima tahun ke depan, ia mendapatkan informasi jika warga tidak akan dipungut biaya sewa. Setelah itu, ia mengaku belum mendapatkan informasi kebijakan apakah harus menyewa atau seperti apa. "Mudah-mudahan tidak ada masalah lagi," kata dia.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Bandung Rizky Kusrulyadi mengaku rumah deret Tamansari mulai diisi oleh warga secara bertahap. "Bertahap (diisinya)," ungkap Rizky.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement