Senin 18 Nov 2024 18:27 WIB

Pj Gubernur Bey Optimis Jabar Capai Target Produksi 11 Juta Ton Gabah Kering Giling

Berbagai upaya telah dilakukan dengan intensifikasi pertanian

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin saat panen raya di Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Senin (18/11/2024).
Foto: Dok Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin saat panen raya di Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Senin (18/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin optimistis Jabar bisa mencapai target produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 11.084.635 ton sampai akhir 2024. Angka itu sesuai yang diinginkan Pemerintah Pusat.

Berbagai upaya pun telah dilakukan dengan intensifikasi pertanian. Di antaranya, pompanisasi dan pengaturan jadwal masa tanam serta sinkronisasi data dengan Badan Pusat Statistik. ‘’Saya minta Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura mengecek ulang dan rekonsiliasi datanya dengan BPS,’’ ujar Bey saat meninjau panen raya di Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Senin (18/11/2024).

Baca Juga

Keyakinan Bey bertambah setelah melihat hasil panen raya di Kecamatan Tukdana. Di wilayah tersebut, satu hektare sawah bisa menghasilkan delapan ton gabah kering giling. Apalagi, lingkungan produksinya pun sudah terintegerasi. Di lokasi itu tersedia alat penggilngan padi yang tak jauh dari sawah sehingga memperingkas proses produksi. ‘’Sebelah (sawah) ada penggilingan padi, sangat baik dicontoh gapoktan lain,’’ kata Bey.

Bey menyadari, masih banyak kendala pertanian yang masih harus dijawab. Seperti misalnya, keluhan petani mengenai harga pupuk mahal dan stok yang kadang langka. Namun, Pemda Provinsi Jabar berupaya agar nilai tukar petani terus membaik. ‘’Dikeluhkan petani pupuk masih sulit didapat. Kami inginkan nilai tukar petani semakin baik,’’ kata Bey.

Bey mengatakan, salah satu penyebab pupuk langka di antaranya transisi pemerintahan yang sedang berlangsung saat ini, dimana banyak nomenklatur kementerian berubah. Begitu pula pemegang jabatannya. Menurutnya, saat ini kuota pupuk nasional sebanyak 9,55 juta ton. Dari jumlah itu, baru disalurkan sekitar lima juta ton. Selain perubahan birokrasi, persoalan lain adalah irigasi pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement