Selasa 03 Dec 2024 07:59 WIB

Ratusan Orang di Jabar Meninggal Akibat DBD, Waspadai Peningkatan Kasus Jelang Awal 2024

Sepanjang November hingga Desember, Dinkes Jabar melakukan upaya mitigasi DBD

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Petugas melakukan pengasapan (fogging) pada kawasan pemukiman padat penduduk untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melakukan pengasapan (fogging) pada kawasan pemukiman padat penduduk untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit demam berdarah jelang awal 2025. Karena, kenaikan kasus DBD biasa terjadi pada awal tahun atau bulan Januari.

"Sepanjang tahun itu pasti ada (kasus DBD) tapi yang meningkat itu di Januari. Kita siap siap supaya kasus turun di Januari," ujar Kepala Dinkes Jabar Vini Adiani Dewi saat dikonfirmasi belum lama ini.

Baca Juga

Dengan fakta seperti itu, kata Vini, sepanjang bulan November hingga Desember pihaknya melakukan upaya mitigasi dengan gerakan Jumat bersih. Selain itu melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan dan membersihkan tempat yang berpotensi muncul jentik nyamuk. "Kita sudah membuat surat edaran dari gubernur terkait gerakan bersama Jumat bersih," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga sudah menyiapkan fasilitas rapid tes DBD di Puskesmas. Mereka yang mengalami gejala DBD dapat langsung memeriksakan diri ke puskesmas untuk memastikan apakah terpapar DBD.

Ia menyebut kasus demam berdarah (DBD) sepanjang bulan Januari hingga bulan Desember tahun 2024 telah mencapai 55.251 kasus. Dengan angka kematian mencapai 313 orang. "Kasus DBD 55.251 di Jawa Barat, kematian 313 orang," katanya.

Vini mengatakan angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023 yang hanya 23 ribu kasus. Faktor penyebab kenaikan kasus DBD karena terjadi fenomena La Nina dan El Nino di Indonesia.

Wilayah yang banyak terjadi kasus DBD, ia menyebut berada di pemukiman padat penduduk seperti di Kota Bandung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement