REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir rob yang menerjang pesisir Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu masih terus terjadi, Kamis (30/1/2025). Kondisi itu membuat ratusan warga masih bertahan di tempat pengungsian.
Koordinator Lapangan Tagana, Waminuddin menjelaskan, banjir rob yang terjadi pada Rabu (29/1/2025) pagi, sempat surut pada sore hari. Namun, banjir rob kembali datang pada Kamis (30/1/2025) sekitar pukul 08.30 WIB. “Ketinggian banjir pagi ini sekitar satu meter,” ujar Waminuddin kepada Republika, Kamis (30/1/2025).
Waminuddin mengatakan, kondisi banjir lama surut karena air sulit terbuang ke laut. Pasalnya, saat ini kondisi laut masih pasang. Meski demikian, lanjut Waminuddin, kondisi ombak pagi ini relatif lebih tenang dibandingkan kemarin. Ia berharap, kondisi gelombang bisa segera kembali normal.
Menurut Waminuddin, hingga pagi ini warga yang masih bertahan di tempat pengungsian Balai Desa Kertawinangun ada 80 orang. Selain itu, ada puluhan orang lainnya yang masih mengungsi di tempat kerabat mereka. “(Baik warga yang mengungsi di balai desa maupun di tempat lainnya) kami suplai kebutuhan logistiknya,” ucapnya.
Banjir rob diawali dengan gelombang tinggi yang mencapai empat meter pada Rabu (29/1/2025) pukul 06.00 WIB. Ganasnya ombak itu bahkan membuat tembok breakwater yang menjadi pemisah antara laut dan permukiman warga menjadi jebol di dua titik lokasi.
Akibatnya, air laut dengan cepat memasuki permukiman dan merendam rumah-rumah warga dan bangunan lainnya dengan ketinggian lebih dari satu meter. Kondisi banjir itu diperparah dengan jebolnya tanggul sungai Kali Menir dan hujan yang turun sehari semalam.