REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT--Polisi menyimpulkan kasus tewasnya seorang siswa SMK Dharma Peritiwi, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar) ketika memeragakan adegan bunuh diri dalam sebuah pentas seni pada. Kasus itu disimpulkan merupakan sebuah kecelakaan.
Siswa berinisial MRD (17) diketahui meninggal dunia pada Kamis (20/2025) ketika menampilkan sebuah drama berjudul "Kenakalan Remaja" dalam rangka ujian praktik seni drama tari dan musik. Korban mengalami luka tusuk pada bagian dadanya.
"Kita simpulkan ini kecelakaan murni, tidak ada unsur-unsur pihak luar yang menyebabkan korban terluka," ujar Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto di Mapolres Cimahi, Kamis (27/2/2025).
Kesimpulan itu didapat setelah polisi melakukan serangkaian penyelidikan untuk mengungkap ada atau tidaknya unsur kelalaian yang menyebabkan korban meninggal dunia. Polisi sudah memeriksan sebanyak 18 saksi dari pihak guru dan siswa lainnya.
Hasilnya, diketahui korban ketika proses awal latihan drama itu menggunakan jarum untuk menusuk balon. Korban diketahui berperan sebagai seorang perempuan bernama Bella yang hamil akibat kenakalan remaja. Dia yang hamil kemudian hingga akhirnya memutuskan mengakhiri hidupnya.
Namun akhirnya jarum itu diganti menggunakan gunting atas permintaan korban karena ketika latihan balon yang digunakan tidak pecah. Hari pertunjukan pun tiba, dimana korban memperagakan adegan bunuh diri dengan menusukan diri menggunakan gunting yang sudah disiapkan.
Berdasarkan keterangan lawan main korban, kata Tri, ada tiga kali tusukan. Dua tusukan balon yang berisi cairan gincu berwarna merah menyerupai darah itu tidak pecah, hingga akhirnya pada tusukan itu malah menembus bagian dada sebelah kiri. Hal itu dikuatkan dengan video tim dokumentasi.
"Saat menusukan ke perut memang pecah tapi pas dada kiri enggak pecah, korban menusuk kembali di situ kecelakaan terjadi," ujar dia.
Korban kemudian dibawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan, namun nyawanya sudah tidak tertolong. Kemudian polisi membawa jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Sartika Asih untuk dilakukan autopsi. Hanya saja pihak keluarga menolaknya, yang disertai dengan surat pernyataan.
Meski kasusnya sudah ditutup sebagai sebuah kecelakaan, namun polisi menyayangkan adanya adegan sebuah drama yang menampilkan unsur kekerasan di lingkungan sekolah. "Kami sangat sayangkan ini terjadi di lingkungan pendidikan. Kami imbau ke semua sekolah kalau bisa dalam kegiatan yang berhubungan dengan pentas seni jangan mencerminkan kekerasan. Pas nonton bioksop saja sudah ada rambu rambu usia," kata dia.