Jumat 21 Mar 2025 11:56 WIB

Mengintip Kegiatan Santri di Pondok Pesantren Alam Maroko saat Ramadhan

Santri lelaki dan perempuan nampak khusyuk mendengarkan pembekalan soal wawasan

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Para Santri Pondok Pesantren Alam Maroko, Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat Mendapatkan Pengetahuan Tambahan Aeputar Wawasan Kebangsaan.
Foto: Ferry Bangkit
Para Santri Pondok Pesantren Alam Maroko, Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat Mendapatkan Pengetahuan Tambahan Aeputar Wawasan Kebangsaan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Maroko, Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar) mendapatkan pengetahuan tambahan seputar wawasan kebangsaan. Sekitar 60 orang santri duduk sila di bale pertemuan Pondok Pesantren Alam Maroko. Santri lelaki dan perempuan nampak khusyuk mendengarkan pembekalan soal wawasan kebangsaan yang disampaikan pemateri dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bandung Barat.

Suasana syahdu terasa lantaran Ponpes tersebut ada di tepi Sungai Citarum. Di setiap sudutnya berdiri pohon berukuran sedang yang memberikan rasa sejuk di tengah dahaga bulan Ramadhan. Ponpes Alam Maroko sendiri menjadi salah satu wadah bagi orangtua yang ingin anaknya menjadi tahfidz. Banyak santri yang berasal dari luar Bandung Barat yang mondik di pesantren tersebut.

Baca Juga

"Hari ini santri di Ponpes Alam Maroko mendapatkan pembekalan soal wawasan kebangsaan. Ini penting didapat oleh para santri," ujar Kepala Seksi Pendidikan dan Keagamaan Islam pada Kantor Kemenag KBB, Mukti Hartono.

Mukti mengatakan setiap santri wajib mendapatkan pembekalan soal wawasan kebangsaan sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta pada tanah air yang belakangan agak terkikis. Terutama pada generasi Z dan Alfa. "Pembekalan ini akan menambah pengetahuan santri terhadap wawasan kebangsaan. Dari situ integritas santri akan terbentuk, terutama juga untuk menumbuhkan perasaan cinta tanah air," kata Mukti.

Santri juga akan memahami pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di tengah segala dinamika yang terjadi. Santri juga bisa mengindarkan diri dari hal-hal yang sensitif. "Sehingga santri yang dibekali wawasan kebangsaan tidak mudah tersulut hal-hal negarif, seperti rasisme, diskriminasi, bahkan SARA," kata Mukti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement