REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON-- Nasib 1.126 pekerja di PT Yihong Novatex Indonesia di Kabupaten Cirebon saat ini masih belum menentu. Mereka mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) massal jelang Lebaran Idul Fitri 2025 kemarin.
PHK massal itu bermula dari adanya tiga pekerja yang dipecat oleh pihak perusahaan yang berlokasi di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura tersebut. Hal itu kemudian memicu aksi solidaritas dari pekerja lainnya.
Para pekerja PT Yihong pun menggelar aksi unjuk rasa yang diikuti mogok kerja selama empat hari pada awal Maret 2025. Dari foto yang beredar di media sosial, bahkan ada pekerja yang membentangkan spanduk yang menuntut agar PT Yihong ditutup.
Aksi para pekerja itu pun membuat proses produksi PT Yihong, yang bergerak di bidang sablon sepatu, menjadi terhenti. Pesanan dari para klien kepada PT Yihong akhirnya dibatalkan sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan asal Cina tersebut.
Sebagaimana tuntutan pekerjanya saat unjuk rasa, PT Yihong akhirnya benar-benar tutup. Perusahaan itu pun mem-PHK 1.126 pekerjanya.
Dalam surat keputusan yang ditandatangani direktur PT Yihong, disebutkan bahwa PHK diberlakukan mulai 10 Maret 2025 atau kurang dari sebulan jelang Lebaran Idul Fitri. Keputusan itu menjadi kado pahit bagi seluruh pekerja PT Yihong. Apalagi, tak sedikit pekerja yang ikut aksi mogok tersebut sebenarnya tidak memahami akar permasalahannya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak PT Yihong Novatex Indonesia. Saat dikonfirmasi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Cirebon, Asep Sholeh Fakhrul Insan, membenarkan penutupan PT Yihong gegara aksi mogok para pekerjanya.
“Ya betul, karena imbas mogok kerja, akhirnya perusahaan gak bisa produksi. Pihak konsumen membatalkan PO-nya (purchase order),” ujar Asep kepada Republika, Selasa (8/4/2025).
Meski demikian, Asep memastikan perusahaan tersebut tidak dalam kondisi pailit. Bahkan, perusahaan tersebut melakukan PHK dengan membayar pesangon utuh.
Asep menambahkan, PT Yihong pun saat ini telah berkomitmen untuk bisa aktif kembali melakukan produksinya. Namun, PO (purchase order) atau pesanan dari konsumen yang diterima oleh PT Yihong baru bisa kembali secara bertahap. “Jadi PT Yihong juga akan melakukan rekrutmen pekerjanya kembali secara bertahap juga,” kata Asep.
Asep menambahkan, dalam proses rekrutmen pekerjanya, PT Yihong pun bekerja sama dengan Disnaker Kabupaten Cirebon. Ia menjelaskan, PT Yihong melaporkan kebutuhan pekerjanya, kemudian Disnaker akan berkoordinasi dengan daerah setempat untuk memenuhi kebutuhan pekerja tersebut.
“Jadi pekerjanya bisa jadi baru, bisa juga yang kemarin (pekerja lama) karena akan dilakukan tahapan lebih ketat lagi. Ini kemarin kan sama-sama introspeksi. PT Yihong memperbaiki manajemannya, sehingga dia juga memperbaiki tahapan rekrutmen, tahapan di dalamnya,” papar Asep.
Mengenai persyaratan pekerja yang dibutuhkannya, kata Asep, PT Yihong yang akan memberikan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan. Menurutnya, para calon pekerja akan melamar melalui Disnaker dan bukan kepada PT Yihong secara langsung.
“Kami juga sudah menyampaikan ke PT Yihong, kalau bisa diprioritaskan tenaga kerja yang sebelumnya dulu. Dan PT Yihong pun tetap berkomitmen memprioritaskan warga sekitarnya,” kata Asep.
Sementara itu, ketika ditanyakan kapan dibukanya kembali PT Yihong, Asep menyatakan bahwa PT Yihong saat ini sudah mulai menata manajemnnya. Dia memperkirakan, pembukaan kembali perusahaan itu kemungkinan dalam waktu dekat dan akan bertahap.
“Katanya sih besok atau kapan PT Yihong berkirim surat ke Disnaker tentang kebutuhannya. Lamaran (calon pekerja baru) nanti akan ada di Disnaker. Karena Disnaker kan punya data tenaga kerja sesuai domisili, lokasinya. Jadi PT Yihong mungkin bersurat ke Disnaker,” katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Cirebon, Novi Hendrianto mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, termasuk memediasi perwakilan buruh dengan manajemen perusahaan.