Selasa 08 Apr 2025 17:59 WIB

Lucky Hakim Berangkat ke Kemendgari Beri Klarifikasi Soal Liburan ke Jepang

Lucky mengaku baru mengetahui soal edaran yang melarangnya bepergian ke luar negeri

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, saat memberikan penjelasan terkait kepergiannya berlibur ke Jepang, di Pendopo Indramayu, Selasa (8/4/2025).
Foto: Lilis Sri Handayani
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, saat memberikan penjelasan terkait kepergiannya berlibur ke Jepang, di Pendopo Indramayu, Selasa (8/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Bupati Indramayu, Lucky Hakim, mengaku tidak mengetahui adanya surat edaran yang melarangnya bepergian ke luar negeri di masa libur Lebaran Idul Fitri. Hal itu akhirnya membuat liburannya bersama keluarga ke Jepang saat ini berbuntut panjang.

Lucky pun hari ini bertolak ke Kemendagri untuk memberikan penjelasan tentang kepergiannya ke Jepang. Kepergiannya itu dilakukan usai memimpin Apel Pagi dan Halal Bi Halal dengan ASN serta sidak ke sejumlah instansi di hari pertama masuk kerja, Selasa (8/4/2025).

Baca Juga

“Saya harus menjelaskan ke kementerian (Kemendagri). Maka hari ini saya akan ke Kementerian Dalam Negeri untuk memberi penjelasan, klarifikasi,” ujar Lucky.

Lucky mengaku sebelumnya juga sudah berkomunikasi langsung dengan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, seputar keberangkatannya ke Jepang. Lucky pun mengakui kesalahannya dalam mengartikan definisi hari kerja sesuai aturan yang berlaku.

“Ya saya sebenarnya cuma salah persepsi. Harusnya saya lebih cerdas gitu. Maka dari itu saya mau datang ke Kementerian Dalam Negeri,” katanya.

Lucky mengaku baru mengetahui adanya surat edaran yang melarangnya bepergian ke luar negeri saat momen libur Lebaran, setelah dirinya berada di Jepang. “Saya gak tahu. Jadi dua tuh salah saya. Salah penafsiran hari dan salah matanya gak jelalatan nanya ke kiri kanan. Saya gak ngeh mungkin ya karena bertumpuknya surat. Surat kan satu hari itu bertumpuk banyak banget,” katanya.

Lucky pun mengaku membagi sekitar 40 persen tumpukan surat yang diterimanya setiap hari kepada wakil bupati. Ia juga selama ini selalu membagi tugas dengan wakil bupati. “Maksud saya, surat itu banyak. Bisa jadi saya gak ngeh ada surat itu. Tapi sampai saat ini, saya minta staf saya untuk nyari juga belum ketemu surat edaran itu. Tapi saya yang salah,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement