Selasa 08 Apr 2025 20:37 WIB

Cerita Mencekam Warga Cimahi Saat Rumahnya Tiba-tiba Bergetar dan Bergemuruh hingga Ambruk

Dari 10 rumah yang terdata, 4 di antaranya mengalami kerusakan parah

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Rumah di Kampung Babut Tengah, RT 04/19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat Rusak Terdampak Bencana Pergerakan Tanah.
Foto: Ferry Bangkit
Rumah di Kampung Babut Tengah, RT 04/19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat Rusak Terdampak Bencana Pergerakan Tanah.

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Hindarsyah Saputra (43) hanya bisa pasrah rumahnya di di Kampung Babut Tengah, RT 04/19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat terus digerus pergerakan tanah. Rumah dua lantai miliknya pun terancam ambruk total.

Bencana pergerakan tanah itu terjadi pada Senin (7/4) sekitar pukul 05.00 WIB yang diawali dengan getaran yang dirasakan istrinya. Kemudian lantai di rumahnya ada penurunan, hingga diikuti dengan retakan-retakan di sejumlah titik.

Baca Juga

"Jadi ada suara gemuruh, kerasa juga ada getaran. Setelah itu mulai terlihat ada pergerakan tanah. Di rumah ada istri sama anak, kalau saya kebetulan lagi perja baru pulang jam 7 pagi," kata dia, Selasa (8/4).

Merasa sudah tidak aman, istri dan anaknya langsung keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Setelah itu, rumahnya pun perlahan rusak karena pergerakan tanah itu. "Ada yang ngasih tau juga warga nyuruh dikosongkan, akhirnya istri sama anak keluar rumah jam 6 pagi. Pas saya pulang ke rumah udah rusak," ujar Hindarsyah.

Kini seluruh keluarganya sudah diungsikan sementara karena rumahnya kini sudah tidak bisa dihuni. Ia pun berharap pemerintah segera memberikan bantuan dan solusi karena pemukiman tempat rumahnya dibangun dirasa sudah tidak aman. "Sekarang ngungsi di rumah mertua dulu sambil mau nyari kontrakan," katanya.

Berdasarkan hasil assesment Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, ada 10 rumah yang dihuni 12 kepala keluarga (KK) berisi 35 jiwa terdampak.

"Mulai terasa ada pergerakan tanah itu subuh sampai pagi hari, warga langsung pada keluar rumah. Kami baru terima laporan jam 9 pagi, dan sore itu ada rumah yang ambruk," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fitriandy Kurniawan di lokasi.

Dari 10 rumah yang terdata, 4 di antaranya mengalami kerusakan parah, kemudian 3 rumah rusak ringan dan 3 rumah posisinya terancam bencana pergerakan tanah susulan. Untuk keamanan dan keselamatan, seluruh penghuni rumah yang berada di daerah ketinggian itu mengungsi ke rumah kerabatnya. "Potensinya sangat berbahaya sehingga kita intruksikan untuk mengungsi secara mandiri. Kita sudah kirim bantuan dasar kemarin seperti makanan dan minuman," kata dia.

Fitriandy mengatakan, pergerakan tanah itu terjadi secara tiba-tiba. Namun tanda-tandanya sudah dirasakan warga seperti dinding rumah yang retak-retak sampai akhirnya tanah bergerak lalu fondasi rumah amblas.

"Jadi ini pergerakan tanah alami, memang selain karena kondisinya di lereng juga karena tanahnya ini labil dan diperparah oleh hujan. Jadi multifaktor untuk penyebabnya," kata Fithriandy.

Saat ini, kata Fithriandy, pergerakan tanah masih terus terjadi. Rumah-rumah yang masih berdiri di atasnya, bisa roboh kapan saja. Sementara para penghuninya sudah mengungsi ke rumah kerabat.

"Kita minta masyarakat tidak ada yang mendekat karena tanah masih terus bergerak. Untuk penghuni juga kita sarankan mengungsi karena memang rumah sama sekali tidak bisa dihuni dan tentu berbahaya," kata Fithriandy.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemkot Cimahi untuk penanganan selanjutnya. "Hasil kaji cepat dari kami nanti akan dikoordinasikan dengan OPD terkait di lingkungan Pemkot Cimahi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement