REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Korban bencana pergerakan tanah di Kampung Babut Tengah, RT 04/19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, dipastikan bakal direlokasi ke Rusunawa Leuwigajah. Namun tak semua warga akan mengikuti kebijakan Pemkot Cimahi itu.
Di antaranya Rini Mulyasari (34), salah satu korban bencana pergerakan tanah. Ia mengapresiasi solusi yang ditawarkan Pemkot Cimahi untuk menampung warga di Rusunawa Leuwigajah karena rumah mereka sudah tidak laik dihuni. "Kalau saya apresiasi sekali, tapi kayanya saya sama keluarga mau ngontrak dulu daerah sini aja," ujar Rini di lokasi, Kamis (10/4).
Alasannya, kata dia, lokasi Rusunawa Leuwigajah yang disiapkan Pemkot Cimahi jaraknya sangat jauh dengan sekolah kedua anaknya. Sehingga Reni beserta suami dan kedua anaknya akan memilih mengontrak rumah untuk sementara waktu.
"Sebenarnya mau-mau saja direlokasi ke Rusunawa, tapi jaraknya jauh dengan sekolah anak. Jadi mending ngontrak dulu aja. Harapannya, ada kompensasi juga buat bayar sewa kontrakannya, karena kan hampir sama dengan sewa Rusunawa," paparnya.
Untuk ke depannya, Reni masih menunggu keputusan dari Pemkot Cimahi terkait kelanjutan pemukiman di wilayahnya yang terkena pergerakan tanah. "Ke depannya nunggu kaya gimana dari pemerintah. Tapi kalau sekarang bahaya, takut jalau maksa tinggak di rumah yang sekarang," kata Rini.
Sementara itu Wakil Wali Kota Cimahi, Adhtia Yudisthira mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 14 unit Rusunawa Leuwigajah untuk menampung sementara warga yang terdampak bencana pergerakan tanah. Data sementara ada 11 rumah dengan 14 kepala keluarga (KK) dan 46 jiwa yang terdampak.
"Warga yang terdampak atau korban yang terdampak direlokasi ke Rusunawa Leuwigajah. Yang berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari juga termasuk insentif perlengkapan atau kompensasi dari bantuan akses yang tidak terduga," kata Adhitia.
Sementara bagi warga yang enggan direlokasi ke Rusunawa Leuwigajah dengan alasan anak sekolah, Pemkot Cimahi akan menghargai keputusan tersebut dan akan mencarikan solusi termasuk skema kompensasinya.
"Kalau untuk yang memiliki anak sekolah kita kasih solusi jangan sampai untuk ke sekolah menjadi jauh. Kalau di luar alasan itu tidak bisa, mau tidak mau harus ke Rusunawa Leuwigajah," kata dia.
Untuk penanganan selanjutnya, Pemkot Cimahi akan menggandeng Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengkaji kelaikan tanah yang terdampak pergerakan tanah. Setelah rampung, pihaknya baru akan menentukan kebijakan berikutnya.
"Rumah yang terdampaknya akan kita bongkar dulu dan dilakukan kajian oleh PVMBG. Targetnya 3 minggu sudah beres. Kalau seandainya terpaksa harus direlokasi ya kita akan mencarikan tempat baru," kata Adhitia.