Senin 28 Apr 2025 19:34 WIB

Hari Bumi 2025, Penanaman Pohon Dilakukan di Megamendung untuk Lestarikan Hulu Hutan

Kawasan Megamendung memiliki nilai ekologis strategis

Penanaman pohon ke-10.000 di kawasan Megamendung, Kab Bogor, Jawa Barat
Foto: Dok Republika
Penanaman pohon ke-10.000 di kawasan Megamendung, Kab Bogor, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Memperingati Hari Bumi 2025, Yayasan Paseban bersama Aristamontana menanaman pohon ke-10.000 di kawasan Megamendung, Kab Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu. Penanaman ini menjadi tonggak komitmen jangka panjang pelestarian kawasan hutan. Sekaligus, menandai dimulainya fase lanjutan dari komitmen penanaman berikutnya. Hari Bumi tahun ini, mengusung tema global “Our Power, Our Planet”.

Menurut Penasehat Yayasan Paseban, Wiratno, Kawasan Megamendung memiliki kelerengan yang sangat curam dan topografi kompleks. Kondisi ini, sangat rentan terhadap gangguan. Kerusakan sekecil apapun terhadap tutupan vegetasi di wilayah ini dapat memicu longsor dan banjir bandang yang berpotensi mengancam pemukiman di wilayah bawah.

Baca Juga

“Oleh karena itu, pelestarian hutan di hulu Megamendung adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya komunitas lokal, tetapi juga masyarakat hilir dan sektor industri yang selama ini menerima manfaat dari jasa lingkungan kawasan ini,” ujar Wiratno dalam keterangan medianya, Senin (28/4/2025).

Selain itu, kata dia, Kawasan Megamendung juga memiliki nilai ekologis strategis dan menjadi koridor penting yang menghubungkan ke kawasan sekitar seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan bukti kekayaan biodiversitasnya, kawasan ini sangat potensial untuk diusulkan sebagai bagian dari areal preservasi.

“Namun, tentu usulan ini harus dibangun bersama dengan Perum Perhutani sebagai mitra utama agar mereka mendapat dukungan lebih luas dari pemerintah dalam menjalankan peran konservasinya,” kata Wiratno

Wiratno mengatakan, Yayasan Paseban dan Aristamontana akan memperkuat kerja sama dengan Perum Perhutani untuk memperluas upaya konservasi di kawasan Megamendung.

Upaya ini, kata dia, diharapkan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk sektor industri di hilir yang seharusnya mulai mengambil peran aktif dalam mendukung pelestarian kawasan hulu demi keberlanjutan lingkungan secara menyeluruh.

Tidak hanya itu, kata dia, pihaknya juga mendukung program pertanian organik. Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.

Menurutnya, Arista Montana adalah salah satu contoh perusahaan pertanian organik di Bogor yang mengusung prinsip-prinsip pertanian organik. Pertanian Organik Arista Montana meyakini bahwa alam adalah ekosistem dengan mata rantai yang saling mendukung yang mampu menghidupi dirinya sendiri.

“Kami sudah mendapatkan sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi organik, Inofice, sebanyak 8 kali berturut-turut,” katanya.

Sementara itu, Pendiri dan Pembina Yayasan Paseban, Andy Utama mengatakan menanam pohon adalah menanam masa depan. Kepada generasi muda, konservasi adalah panggilan semesta. “Tugas kita adalah menjaga bumi hari ini agar pembangunan yang dilakukan saat ini tidak menciderai kemampuan generasi mendatang untuk juga memenuhi kebutuhanya. Ini adalah bentuk solidaritas lintas generasi,” kata Andy Utama.

Selain itu, Andy berharap, pemerintah desa dapat mendukung dengan menyiapkan peraturan desa untuk melakukan pelarangan berburu satwa setidaknya di wilayah administrasi desa Paseban.

Sebab, Aristamontana sedang melakukan kegiatan penangkaran burung non komersil yang bertujuan untuk mengembalikanya ke alam liar. Dengan adanya peraturan desa tersebut maka kegiatan pelepasliaran burung akan dimungkinkan.

Dalam kesempatan tersebut usai penanam pohon, digelar juga penanaman bambu sebagai simbol komitmen permanen dan estafet konservasi di kawasan hulu Megamendung serta Dialog Interaktif " Merajut Komitmen Bersama untuk Kelestarian Alam”.

Dialog ini dimoderatori oleh Wahdi Azmi, Ketua Yayasan Paseban, dan menghadirkan narasumber Andy Utama (Pendiri dan Pembina Yayasan Paseban dan Aristamontana), Dr. Wiratno (Penasehat Yayasan Paseban dan tokoh konservasi nasional), Administratur Perum Perhutani KPH Bogor, Perwakilan BPDAS Citarum-Ciliwung, Lurah Megamendung, dan Kang Dody Baduy (Tokoh budaya dan pelopor gerakan hidup berkesadaran).

Kang Dody Baduy, menyampaikan pesan kuat untuk generasi muda untuk selalu menjaga lingkungan termasuk hutan. "Kita harus sepenuhnya sadar dan bertanggung jawab terhadap apa yang kita makan dan ke mana sampah kita akan berakhir. Setiap konsumsi adalah keputusan ekologis," kata Kang Dody.

Ia juga mengutip pikukuh Sunda yang sarat makna soal pelestarian alam yakni "Gunung teu meunang dilebur (gunung tak boleh dihancurkan), Lebak teu meunang dirusak (lembah tak boleh dirusak).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement