REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Pemkot Cimahi berkomitmen untuk menghidupkan kembali penggunaan aksara Sunda yang sudah semakin ditinggalkan anak-anak masa kekinian. Sekolah dan jalan menjadi sasaran untuk melestarikan aksara daerah di Kota Cimahi.
"Alhamdulillah tokoh-tokoh dari Cimahi sudah bertemu, kita menghidupkan kembali aksara daerah di Kota Cimahi agar generasi muda kita nanti tidak lupa dengan aksara-aksara daerah yang ini merupakan peninggalan nenek moyang kita," ujar Wali Kota Cimahi, Ngatiyana di SMPN 2 Cimahi, Selasa (24/6).
Pelestarian aksara daerah di Kota Cimahi akan dimulai dari sekolah. Ngatiyana pun, sudah mengintruksikan Dinas Pendidikan Kota Cimahi agar memasukan aksara daerah itu ke dalam ekstrakulikuler di sekolah.
"Saya titipkan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan para Kepala Sekolah agar disisipkan waktu 1 jam atau 2 jam mungkin dalam satu minggu satu kali ekstrakulikuler tentang pembelajaran aksara daerah yang selama ini kurang diperhatikan dan saya mohonkan anak-anak kita bisa kembali menulis huruf Sunda atau aksara Sunda," papar Ngatiyana.
Selain di sekolah, Pemkot Cimahi juga akan mengenalkan kembali aksara Sunda lewat median jalan. Dimana nama-nama jalan di Kota Cimahi bakal dilengkapi dengan aksara daerah. Penamaan nama jalan yang dibubuhi aksara Sunda itu akan dipasang pada tiang penerangan jalan umum (PJU) dekoratif yang juga mulai dipasang.
"Mungkin jalan-jalan di bawahnya ada tulisan aksara daerah. Ini salah satu agar masyarakat, anak-anak kita, cucu-cucu kita nanti tetap mencintai terhadap budaya daerah kita khususnya adalah budaya daerah Sunda," kata Ngatiyana.
Menurut Ngatiyana, melestarikan kebudayaan memang menjadi perhatian Pemkot Cimahi. Di antaranya lewat Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) jenjang SD dan SMP Tingkat Kota Cimahi Tahun 2025.
Berdasarkan data Dinas Dinas Pendidikan Kota Cimahi, FLS3N tahun ini diikuti 426 orang dari 118 SD. Jenis perlombaannya ada gambar ekspresi sebanyak 115 orang, kriya sebanyak 32 orang, mendongeng ada 72 orang, menulis cerita ada 35 orang, menyanyi solo ada 106 orang, pantomim ada 55 orang dan tari 47 orang.
Sedangkan jenjang SMP ada 421 orang yang terdiri dari lomba ansambel campuran ada 36 orang, ilustrasi ada 28 orang, kreativitas musik tradisional ada 55 orang, mendongeng ada 34 orang, menulis cerita ada 45 orang, menyanyi solo ada 33 orang, pantomim ada 32 orang, taris kreasi ada 98 orang. Khusus jenjang SMP juga ada dua tambahan cabang yaitu lukis 41 orang dan tari tunggal 19 orang.
Ngatiyana mengatakan, kegiatan seperti ini sangat penting dilaksanakan untuk mengembangkan bakat dan minat anak-anak di Kota Cimahi. Apalagi, kata Ngatiyana, bakat anak-anak di Kota Cimahi di bidang seni dan sastra sangat luar biasa. "Ada seni budaya dan sastranya, ini merupakan kegiatan untuk menyalurkan bakat anak-anak kita sejak dini dari SD dan SMP. Saya yakin anak anak kita bakat seni dan sastranya bagus dan itu harus dikembangkan," katanya.