REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Guru SMA Negeri 1 Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat yang menugasi siswanya menggambar alat reproduksi hingga dijadikan konten dan viral di media sosial "diparkir" sementara dari tugas-tugasnya.
Kepala Sekolah SMAN 1 Cililin, Syaepuddin mengatakan, guru mata pelajaran Biologi itu diisirahatkan sementara selama menunggu proses pendalaman kegiatan pembelajaran yang diampunya oleh Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Provinsi Jawa Barat.
"Saat ini yang bersangkutan sedang diistirahatkan dulu, sambil menunggu proses (pemeriksaan oleh KCD). Kondisinya down (syok) juga," ujar Syaepuddin saat dikonfirmasi, Rabu (30/4).
Sejak viral beberapa hari lalu, kata Syaepuddin, ia langsung mengklarifikasi konten tersebut pada guru tersebut. "Hasil komunikasi itu, yang bersangkutan mengakui kesalahannya. Kita tunggu prosesnya yang sedang berjalan saja," kata Syaepuddin.
Syaepuddin mengatakan pihaknya memberikan pendampingan dan dukungan moril pada guru tersebut. Tak cuma itu, pendampingan juga diberikan pada siswa yang terekam di dalam konten. "Tentunya kita berikan pendampingan buat yang bersangkutan dan siswa ya," katanya.
Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Barat, Nonong Winarni mengatakan, jika hasil pendalaman ditemukan adanya pelanggaran etika, maka pihaknya akan memberikan sanksi seperti teguran kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Cililin yang membawahi guru tersebut.
"Kami akan menegur kepala sekolah agar mengintensifkan pendampingan dan pembinaan dalam menyusun perangkat pembelajaran. Nunggu hasil pendalaman tim, kami akan melihat apakah ini betul sudah sangat fatal, kami sudah menerjunkan tim ke sekolah," kata Nonong.
Namun untuk dugaan awal, kata dia, guru tersebut kurang hati-hati dalam memilih kalimat penugasan kepada siswa tentang reproduksi alat kelamin pria seperti yang ramai dalam video yang viral di media sosial. Seharusnya, kata Nonong, guru memilih kalimat yang tepat agar tidak menimbulkan multitafsir.
"Padahal tidak menggunakan istilah itupun bisa, misalnya setelah menyimak video semua anak diminta menyusun bagan alat reproduksi sesuai dengan jenis kelamin, bagian dan fungsinya. Kan bisa, cuma itu kelihatannya terpeleset," kata Nonong.
Kemudian yang lebih disayangkan lagi, kata dia, kegiatan pembelajaran tersebut malah dijadikan konten dan diunggah di media sosial sehingga menimbulkan kegaduhan. Nonong meminta kejadian ini menjadi peringatan bagi semua guru agar lebih bijak ketika mengajar.
Nonong juga mengaku sudah menghubungi Kepala Sekolah SMAN 1 Cililin dan guru yang bersangkutan. "Tadi pagi saya sudah komunikasi walaupun tidak tatap muka dengan kepala sekolah termasuk dengan gurunya. Dia sudah minta maaf atas kelalaian kaitan dengan menuliskan hal-hal yang sensitif," kata dia.