Selasa 10 Jun 2025 10:11 WIB

Dedi Mulyadi Angkat Remaja Tenggak Racun di Cirebon Sebagai Anak Asuh

Remaja di Cirebon tersebut akan masuk ke sekolah negeri sesuai dengan prosedur

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, merespon adanya seorang remaja di Cirebon yang mencoba melakukan bunuh diri dengan meminum cairan pembersih lantai. Tindakan nekad gadis berumur 17 tahun itu karena depresi tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolahnya di sekolah menegah atas (SMA).

Gubernur yang akrab disapa KDM itu menyatakan, sudah memerintahkan ajudannya untuk menemui remaja tersebut maupun kedua orang tuanya. Ia juga sudah menyelesaikan semua biaya rumah sakit yang menjadi tempat anak itu dirawat.

Baca Juga

“Anak itu menjadi anak asuh saya. Dan berhak untuk sekolah di sekolah negeri,” ujar Dedi, dalam akun Tiktok @dedimulyadiofficial, dikutip Republika, Selasa (10/6/2025).

Dedi mengatakan, remaja tersebut akan masuk ke sekolah negeri sesuai dengan prosedur. Pasalnya, setiap orang harus diperlakukan sama. “Saya bertanggung jawab terhadap pendidikannya sampai tamat SMA. Dan kalau (remaja itu) punya kemampuan, dia pinter, dia bisa meneruskan sampai ke perguruan tinggi,” kata Dedi.

Dedi berharap, peristiwa serupa tidak terjadi lagi pada siapapun. Ia berharap, seluruh anak-anak di Jabar bisa bersekolah minimal sampai jenjang SMA/SMK/MA. “Dan mari kita gotong royong secara sama-sama agar orang yang miskin bisa tetap sekolah,” katanya.

Seperti diberitakan, seorang gadis remaja berinisial MM (17) nekad mencoba mengakhiri hidupnya dengan minum cairan pembersih lantai. Beruntung, nyawanya berhasil diselamatkan setelah dilarikan ke rumah sakit.

Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bapeksi Kota Cirebon yang kini menjadi kuasa hukum MM, Ahmad Faozan, menuturkan, kliennya itu mengalami depresi berat karena terhimpit ekonomi yang membuatnya tidak mampu melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. “Dia sudah berusaha dengan menjadi penjaga toko buah, tapi upahnya sebesar Rp 20 ribu per hari tidak mencukupi. Akhirnya dia depresi. Bayangan dia ingin sekolah, tetapi uang yang didapat sangat tidak mencukupi. Makanya dia putus asa dan minum racun,” kata Ahmad, Senin (9/6/2025). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement