Senin 23 Jun 2025 21:49 WIB

Menolak Desanya Tenggelam Akibat Rob, Ratusan Warga Eretan Wetan Geruduk DPRD dan Pendopo Indramayu 

Janji manis sebelumnya juga diberikan oleh Bupati Indramayu, Lucky Hakim.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Ratusan warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu menggelar unjuk rasa ke gedung DPRD Indramayu menuntut adanya solusi atas banjir rob yang merendam desa mereka setiap hari selama puluhan tahun, Senin (23/6/2025).
Foto: Lilis Sri Handayani
Ratusan warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu menggelar unjuk rasa ke gedung DPRD Indramayu menuntut adanya solusi atas banjir rob yang merendam desa mereka setiap hari selama puluhan tahun, Senin (23/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ratusan warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu menggeruduk gedung DPRD dan Pendopo Indramayu, Senin (22/6/2025). Mereka menuntut adanya solusi nyata untuk mengatasi banjir rob yang berlangsung setiap hari selama puluhan tahun di desa mereka.

Berdasarkan pantauan Republika, massa datang dengan menggunakan sejumlah mobil elf. Mereka memulai aksinya terlebih dahulu di Gedung DPRD.

Baca Juga

Di tempat tersebut, massa sempat membakar ban bekas dan membentangkan spanduk bertuliskan "Eretan Menolak Tenggelam" di pintu gerbang gedung DPRD. Penjagaan ketat anggota polisi membuat mereka tak bisa masuk ke dalam gedung dan hanya bisa menuntut agar wakil rakyat segera keluar untuk menemui mereka.

Massa mengaku sudah lelah dengan janji-janji penanganan rob, tanpa adanya realisasi. Setiap hari, mereka harus mengalami banjir, baik yang berasal dari gelombang pasang air laut maupun luapan sungai. "Di Desa Eretan Wetan ada 11 ribu jiwa, 3.700 rumah, hampir 100 persen terendam semuanya. Yang tersisa tinggal jalan raya saja dan ini sudah berlangsung puluhan tahun," ujar korlap aksi, Supriyanto.

Supriyanto mengatakan, selama ini para wakil rakyat, baik DPR RI, DPRD provinsi maupun DPRD Indramayu, sudah bolak-balik mengunjungi Desa Eretan Wetan. Namun, hingga kini tidak ada solusi nyata yang bisa mereka berikan. 

Supriyanto menambahkan, janji manis sebelumnya juga diberikan oleh Bupati Indramayu, Lucky Hakim. Menurutnya, bupati pernah berjanji akan mencarikan solusi sepulangnya dari retret di Magelang beberapa bulan yang lalu. Namun sampai hari ini, belum ada solusi apapun untuk warga.

Supriyanto menilai, upaya yang diberikan pemerintah maupun para wakil rakyat selama ini baru sebatas gimmick. Ia mengungkapkan, mereka seakan-akan tidak memahami persoalan mendasar dan solusi untuk mengatasi banjir di Desa Eretan Wetan. "Solusinya adalah pembuatan senderan atau tanggul di sepanjang pinggir sungai, dengan sistem saluran air yang membuka dan menutup secara otomatis," kata Supriyanto.

Menurut Supriyanto, panjangnya senderan yang dibutuhkan untuk mencegah banjir di Desa Eretan Wetan sepanjang 6,5 kilometer. Selain itu, senderan akan diperkuat dengan penanaman mangrove di sisi kiri dan kanannya. "Warga juga siap bergerak untuk menanam mangrove," kata Supriyanto.

Supriyanto pun menyesalkan wacana relokasi yang selama ini digaungkan oleh pemerintah. Ia menilai, relokasi akan membutuhkan anggaran yang sangat besar karena ada 3.700 rumah di Desa Eretan Wetan. "Menurut kami, relokasi itu keniscayaan. Ada 3.700 rumah, mau pakai anggaran apa? Paling hanya buat pemberitaan saja seakan-akan pemerintah telah berbuat baik. Padahal yang dipindah hanya 10-20 rumah," kata Supriyanto.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Indramayu, Amroni, menyatakan, pihaknya akan memperjuangkan solusi penanganan banjir di Desa Eretan Wetan, baik dari sisi Pemkab Indramayu, Pemprov Jabar maupun Pemerintah Pusat.

"Karena tidak mungkin hanya diselesaikan di tingkat kabupaten. Semua tingkat pemerintahan harus bersatu menyelesaikan banjir rob ini," kata Amroni, usai menemui pendemo.

Wakil Bupati Indramayu, Syaefudin, mengakui masalah banjir rob di Desa Eretan Wetan harus segera ditangani. Apalagi, pinggiran laut di Eretan saat ini sudah semakin mendekati jalan raya dan permukiman warga. "Namun untuk mengatasi rob, APBD kita gak mampu. Nanti kita coba dari Pusat," ucap Syaefudin, saat menemui pendemo di halaman Pendopo Indramayu.

Syaefudin menambahkan, Bupati Indramayu, Lucky Hakim pun saat ini sedang ada di Jakarta. Menurutnya, bupati sedang berusaha mendapatkan solusi untuk memenuhi harapan masyarakat Desa Eretan Wetan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement